Top 7 Indikator Opsi Digital yang Harus Anda Ketahui untuk Trading yang Sukses
Cukup banyak indikator teknikal tersedia bagi para trader di zaman sekarang. Semuanya digunakan oleh para partisipan pasar untuk mencari titik-titik masuk ketika trading opsi digital dan membuka posisi trading/menentukan target dan memitigasi risiko oleh mereka yang bertransaksi CFD Forex. Dengan variasi alat yang luar biasa banyak ini, Anda mungkin bingung tentang memilih yang paling tepat. Artikel ini mengumpulkan top 7 indikator teknikal yang melayani semua tipe trader.
Buka akun di Binolla dan bangun jalan Anda menuju sukses dengan indikator teknikal top yang tersedia di platform Binolla!
Contents
- 1 1: Indikator Teknikal Trend-Following Moving Average
- 2 Strategi-strategi Moving Average
- 3 2: Ichimoku Cloud
- 4 Bagaimana Cara Menggunakan Indikator Ichimoku dalam Trading
- 5 3: Parabolic SAR
- 6 Bagaimana Cara Trading dengan Indikator Parabolic SAR
- 7 4: Bollinger Band
- 8 Bagaimana Cara Trading Menggunakan Indikator Bollinger Band
- 9 5: Indikator MACD
- 10 Trading dengan Indikator MACD
- 11 6: Stochastic
- 12 FAQ / Pertanyaan Umum
1: Indikator Teknikal Trend-Following Moving Average
Moving average (MA) merupakan indikator teknikal klasik yang menghitung rata-rata (average) harga dari pasangan mata uang atau aset lainnya dalam suatu periode tertentu. Alat yang berguna ini mengumpulkan data baru dan melepaskan data lama demi mencerminkan kondisi pasar saat ini. Contohnya, sebuah moving average 50-hari dikalkulasi berdasarkan rata-rata harga dari sepasang mata uang selama 50 hari terakhir.
Moving average yang paling ngetren termasuk:
- Simple moving average (SMA) = rata-rata bergerak sederhana;
- Exponential moving average (EMA) = rata-rata bergerak eksponensial;
- Weighted Moving Average (WMA) = rata-rata bergerak berbobot;
Pilihan tipe moving average tergantung pada gaya dan preferensi trader.
Strategi-strategi Moving Average
Untuk memanfaatkannya seoptimal mungkin, para trader dapat menggunakan beberapa strategi. Ada cukup banyak sistem trading dengan moving average dan kami akan menjelaskan di sini beberapa yang paling populer.
Strategi “Moving Average Crossover”
Strategi pertama sangat populer di kalangan para trader karena sangat sederhana dan apa adanya. Anda perlu menambahkan dua simple moving average (SMA) dalam grafik terlebih dahulu (SMA10 dan SMA20). Ketika crossover (persilangan) terjadi, Anda dapat membeli kontrak Lebih Tinggi atau Lebih Rendah. Dalam strategi yang ini, kita memiliki MA crossover persis di tengah-tengah layar. Sebagaimana kondisi tersebut terjadi di atas harga, Anda dapat membeli kontrak Lebih Rendah atau menjual aset. Jika crossover terjadi di bawah harga, seorang trader dapat membeli kontrak Lebih Tinggi.
Strategi “Bladerunner”
Strategi ini didasarkan pada konsep breakout (penembusan). Harga harus menembus moving average terlebih dulu dan kemudian seorang trader membuka posisi trading ketika harga menguji kembali garis MA. Trader dapat masuk tepat di saat ini. Dalam contoh di atas, harga menembus moving average dari atas dan kemudian mengujinya kembali dengan pola batang candle shooting star. Ketika batang candle ini ditutup, Anda dapat membeli kontrak Lebih Rendah atau menjual aset.
2: Ichimoku Cloud
Ichimoku bukanlah indikator, namun sebuah sistem trading. Ichimoku Kinko Hyo merupakan salah satu sistem trading paling efektif untuk digunakan dengan pola-pola batang candle Jepang. Ichimoku Cloud / Awan Ichimoku merupakan alat analisis teknikal yang digunakan secara luas dalam trading forex. Indikator ini dikembangkan oleh seorang trader Jepang Goichi Hosoda di tahun 1930-an.
Ichimoku Cloud merupakan sistem kompleks yang terdiri dari lima garis yang berbeda yang menyediakan pandangan lengkap bagi para trader tentang tren, level support, resistance, dan titik-titik masuk serta keluar yang potensial.
Indikator ini terdiri dari beberapa komponen berikut:
- Tenkan Sen. Sebuah moving average dengan periode sembilan bertindak sebagai garis untuk menunjukkan tren pasar saat ini. Jika garis ini mengarah ke atas, tren naik sedang berkembang, sementara ketika garis bergerak ke bawah, tren turun terjadi;
- Kijun Sen. Sebuah MA periode-26 bertindak untuk mendefinisikan tren pasar. Tidak seperti yang sebelumnya, garis ini memberikan periode yang lebih panjang mengeliminasi kebisingan pasar;
- Chikou. Garis ini memiliki keterlambatan periode-26 dan memungkinkan para partisipan pasar untuk melihat situasi pasar pada 26 batang candle yang lalu.
Bagaimana Cara Menggunakan Indikator Ichimoku dalam Trading
Mari perhatikan strategi sederhana yang digunakan kebanyakan trader ketika menambahkan indikator Ichimoku ke dalam grafik/chart. Idenya adalah menunggu hingga harga meninggalkan “cloud” atau “awan”. Jika harga menembus garis bagian atas dari cloud (garis biru), trader dapat membeli kontrak Lebih Tinggi. Dalam hal ketika harga menembus garis bagian bawah dari Kumo Cloud (yang berwarna tosca), partisipan pasar dapat membeli kontrak Lebih Rendah.
3: Parabolic SAR
Indikator ini didesain untuk menganalisis tren pasar dan, meskipun mekanisme kalkulasinya mirip dengan moving average, garis Parabolic SAR bergerak dengan akselerasi lebih besar dan secara visual mengubah posisinya relatif terhadap harga.
Indikator Parabolic SAR bergerak dalam arah tren yang kuat, bahkan jika harga menghasilkan pullback (tarikan balik) saat ini – hal utamanya adalah pergerakan berkebalikan tidak melewati suatu nilai limit. Magnitudo pergeseran titik-titik tergantung pada volatilitas pergerakan harga.
Dalam sebuah tren naik, titik-titik indikator terletak di bawah garis harga dan mengikuti harga dari bawah ke atas, sementara dalam tren turun mereka bergerak dari atas ke bawah di atas garis harga. Ketika harga menyeberangi garis Parabolic SAR, sebuah celah terbentuk padanya dan titik-titik selanjutnya bergerak pada sisi lain dari harga. Permulaan dari pembalikan arah semacam itu akan menjadi maksimum/minimum harga untuk periode sebelumnya. Penembusan garis berarti perubahan arah – baik itu pembalikan arah atau flat (koreksi).
Indikator Parabolic SAR dapat digunakan untuk menempatkan dan menutup posisi trading sebagai tambahan mencari tren. Tidak direkomendasikan untuk menggunakan indikator tren lainnya dalam strategi-strategi trading dengan Parabolic. Yang ini harus dikombinasikan dengan indikator kekuatan tren atau oscillator, contohnya, sistem Parabolic dengan indikator ADX memberikan hasil yang stabil. ADX akan menilai apakah memang betul-betul ada pergerakan yang kuat setelah pembalikan arah atau masih periode yang flat.
Bagaimana Cara Trading dengan Indikator Parabolic SAR
Indikator Parabolic SAR tidak digunakan secara sendirian sehubungan dengan strategi-strategi trading. Bagaimanapun, indikator ini dapat menjadi alat yang bermanfaat bagi trader opsi digital dan FX untuk mengonfirmasi titik-titik masuk dan menemukan di mana untuk meninggalkan pasar.
Dalam strategi yang ini, trader membeli kontrak Lebih Tinggi ketika indikator RSI meninggalkan area jenuh jual (garis menembus level 30 dari bawah ke atas). Jika hal ini terjadi, Anda harus juga memeriksa posisi indikator Parabolic SAR. Titik-titiknya haruslah ada di bawah harga.
Ketika indikator RSI bergerak ke atas 70 dan kemudian bergerak turun dan menembus 70 dari atas, Anda dapat bersiap-siap untuk membuka posisi trading. Periksa posisi titik-titik Parabolic SAR terlebih dulu. Jika titik-titik ada di atas harga, Anda dapat membeli kontrak Lebih Rendah.
4: Bollinger Band
Indikator Bollinger Band merupakan salah satu alat analisis teknikal paling ngetren dan paling luas diaplikasikan. Indikator ini menampilkan volatilitas pasar untuk periode tertentu, yang diciptakan oleh John Bollinger di tahun 1980-an. Indikator ini terdiri dari tiga garis:
- Garis tengah;
- Pita bagian atas;
- Pita bagian bawah.
Bagaimana Cara Trading Menggunakan Indikator Bollinger Band
Cara termudah untuk trading dengan Bollinger Band adalah menunggu hingga harga mengenai salah satu pita terluar dan membuka posisi trading pada arah yang berlawanan. Misalnya, jika harga mencapai pita atas indikator, Anda dapat membeli kontrak Lebih Rendah. Jika harga mencapai pita bagian bawah, trader membeli kontrak Lebih Tinggi.
5: Indikator MACD
MACD (Moving Average Convergence Divergence) merupakan osilator teknikal yang mengukur perbedaan antara dua exponential moving average (EMA) dari periode yang berbeda dan terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut:
- Garis MACD;
- Garis sinyal;
- Histogram;
Berikut kami berikan deskripsi singkat dari setiap komponen.
Garis MACD. Garis MACD merepresentasikan perbedaan antara dua exponential moving average (EMA) dari sepasang mata uang. EMA yang paling banyak digunakan adalah EMA dengan periode 12 dan 26. Garis ini digambar dalam grafik/chart yang terpisah di bawah grafik harga.
Garis Sinyal. Garis sinyal merupakan EMA 9-hari dari garis MACD. Garis ini digambar pada grafik yang sama dan digunakan untuk menghasilkan sinyal-sinyal trading.
Histogram. Histogram merupakan perbedaan antara garis MACD dan garis sinyal serta digunakan untuk visualisasi kekuatan tren. Ketika histogram di atas garis nol, mengindikasikan tren naik dan ketika histogram di bawah garis nol, mengindikasikan tren turun.
Trading dengan Indikator MACD
Sebagai osilator, MACD menyediakan sinyal-sinyal pembalikan arah bagi para trader. Dalam contoh kami, Anda dapat melihat beberapa di antaranya. Sinyal datang ketika garis-garis indikator MACD menciptakan crossover (persilangan). Jika hal ini terjadi sebelum garis tengah, maka trader dapat membeli kontrak Lebih Tinggi. Ketika garis-garis MACD menghasilkan crossover di atas garis tengah, maka seseorang dapat membeli kontrak Lebih Rendah.
6: Stochastic
Oscillator stochastic merupakan indikator momentum teknikal yang menampilkan posisi harga saat ini relatif terhadap rentang harga sepanjang waktu tertentu.
Ide utama di balik alat ini adalah untuk mengidentifikasi pola-pola pasar:
- ekstrema lokal;
- pembalikan arah dari pergerakan tren;
- divergensi dan konvergensi;
- pasar yang jenuh beli dan jenuh jual.
Dalam tren naik, harga penutupan saat ini berhenti untuk sementara waktu pada level dari maksimum lokal sebelumnya. Dan dalam tren bearish, berhenti pada level dari minima sebelumnya. Dengan pemilihan interval waktu dan ekspektasi yang tepat, indikator ini dapat digunakan pada pasar mana pun.
Strategi-strategi Indikator Stochastic
Strategi pertama yang digunakan para trader dengan indikator ini mensyaratkan mereka untuk menunggu hingga kedua garis dari indikator Stochastic bergerak di atas 80% (70%) dan kemudian berbalik arah dan menembus garis ini. Ketika hal ini terjadi, trader dapat membeli kontrak Lebih Rendah ketika harga meninggalkan area jenuh beli.
Jika kedua garis indikator meninggalkan area jenuh jual (di bawah 20% atau 30%), trader dapat membeli kontrak Lebih Tinggi.
Strategi lainnya adalah ketika divergensi terjadi. Ketika nilai-nilai terendah (low) dari indikator Stochastic menjadi semakin tinggi, sementara nilai-nilai tertinggi (high) dari harga menjadi semakin rendah, maka Anda dapat membeli kontrak Lebih Tinggi sebagaimana divergensi bullish mengindikasikan bahwa tren turun mendekati akhirnya dan tren naik akan terjadi dengan segera.
Divergensi bearish terjadi ketika harga menciptakan nilai-nilai tertinggi (high) yang baru, sementara nilai-nilai tertinggi (high) indikator menjadi semakin rendah. Ketika trader melihat divergensi, mereka dapat membeli kontrak Lebih Rendah ketika harga mulai bergerak lebih rendah.
7: Indikator Average True Range (ATR)
Indikator ATR dikembangkan oleh Welles Wilder, yang menciptakan banyak alat analisis teknikal yang sekarang dianggap sebagai klasik. Algoritma kalkulasi dan metodologi aplikasinya dipublikasikan pada tahun 1978 dalam buku “New Concepts of Technical Trading Systems” (“Konsep-konsep Baru Sistem Trading Teknikal”).
Karena alat ini adalah indikator volatilitas, ATR mencerminkan hanya satu indikator – aktivitas harga untuk periode yang ditentukan. Garisnya dapat digunakan untuk menilai hanya volatilitas daripada aset. Hal ini berarti bahwa data indikator menunjukkan kemungkinan jangkauan pergerakan harga dalam periode saat ini dari grafik harga.
Indikator ATR tidak menampilkan:
- Arah tren. Meskipun terkadang arah garisnya bersesuaian dengan arah pergerakan dari grafik harga, adalah tidak mungkin untuk menilai tren yang sedang terjadi di pasar dengannya.
- Kekuatan tren. Sering terjadi bahwa tren terus berlanjut untuk berkembang, dan garis indikator telah melewati maksimum dan menurun.
- Area-area jenuh beli dan jenuh jual. Indikator ini dikalkulasi dalam absolut, bukan unit-unit relatif, jadi meskipun dirujuk sebagai osilator, tidak membentuk area-area jenuh beli dan jenuh jual. Juga tidak dapat membentuknya untuk alasan lain – indikator tidak mencerminkan arah dari pergerakan harga.
Bagaimana Cara Menggunakan Indikator ATR
Sebagaimana telah disebutkan, tujuan satu-satunya indikator ini adalah mengukur volatilitas. Jadi, Anda dapat menggunakannya dalam sistem-sistem yang lebih kompleks sebagai sebuah indikator yang memisahkan sideways dari pergerakan tren.
Ketika indikator ATR mendekati pembacaan yang lebih rendah, maka Anda dapat memperkirakan pasar tenang tanpa arah yang jelas, ketika indikator bergerak naik, tren kemungkinan mulai. Harap diingat bahwa arah dari garis tidak ada kaitannya dengan arah tren.
FAQ / Pertanyaan Umum
Indikator Teknikal Mana yang Terbaik?
Tidak ada indikator teknikal terbaik yang menawarkan sinyal-sinyal trading yang terjamin 100% bagi para trader. Semua indikator yang dapat Anda temukan dalam artikel ini bagus dan Anda dapat menggunakan yang mana pun untuk memperkuat strategi Anda.
Bagaimana Cara Memilih Indikator untuk Trading?
Ada cukup banyak indikator zaman sekarang dan untuk memilih salah satunya, Anda perlu membaca lebih banyak tentangnya untuk memahami cara kerjanya termasuk mengungkapkan pro dan kontranya. Setelah Anda memilih satu, Anda dapat menguji sinyal-sinyalnya dalam mode demo.
Bisakah Saya Menggunakan Indikator ATR Secara Sendirian Tanpa Alat Analisis Teknikal Lainnya?
Alat ini didesain untuk mengatakan kepada para trader tentang volatilitas pasar saat ini. Indikator ini dapat mengatakan kepada Anda tentang apakah pasar sedang dalam tren atau tidak. Namun, indikator ini tidak menyediakan sinyal-sinyal tentang arah tren atau kemungkinan pembalikan arah.
Indikator Mana yang Dapat Digunakan untuk Scalping?
Indikator terbaik untuk scalping merupakan indikator yang didesain untuk mengidentifikasi momentum pasar. Indikator-indikator ini memungkinkan para trader untuk menemukan titik-titik pembalikan arah secara tepat sebelum terjadi. Dengan menggunakannya, Anda dapat trading dengan kontrak jangka pendek, termasuk Scalping 5dtk.