Data Ketenagakerjaan AS dan Inflasi Eurozone Menjadi Fokus Minggu Ini
Pertemuan kebijakan terakhir di bulan Maret menggarisbawahi Juni sebagai kemungkinan titik awal penurunan suku bunga di sebagian besar bank sentral, namun ketidakpastian masih ada mengenai keberlanjutan tren penurunan inflasi, khususnya di Amerika Serikat.
Meskipun Federal Open Market Committee (FOMC) mempertahankan perkiraan tiga kali pengurangan tingkat suku bunga di tahun ini, keengganan melingkupi jangka waktu yang tepat, karena inflasi AS melayang di sekitar 3,0% di tengah pasar tenaga kerja yang ketat/
Dilemanya terletak pada potensi akibat yang tidak diharapkan daripada pemotongan tingkat suku bunga preventif terhadap tekanan inflasi, yang menimbulkan risiko kredibilitas The Fed, sementara pasar mengantisipasi dengan keinginan yang besar terhadap skenario soft landing untuk mempertahankan selera risiko (risk appetite), menyoroti keseimbangan halus yang diperlukan dalam data yang akan datang untuk menghindari gangguan pada rally Wall Street dan secara potensial menguatkan Dolar AS.
Contents
Tidak diragukan lagi, terdapat pendinginan bertahap di sektor tenaga kerja, sebuah langkah yang menjaga Federal Reserve untuk tetap waspada terhadap risiko-risiko yang kelewat panas. Perlambatan menjadi semakin jelas terasa pada bulan Februari, ditandai dengan sedikit peningkatan pada tingkat pengangguran menjadi 3,9%, ditambah dengan moderasi pertumbuhan upah menjadi 4,3% YoY (year-on-year).
Bagaimanapun, penciptaan lapangan kerja tetap kokoh, dengan jumlah penghasilan non-pertanian meningkat sebesar 275 ribu. Proyeksi untuk Maret mengisyaratkan penambahan 198 ribu lapangan kerja baru, mempertahankan tingkat pengangguran pada 3,9%, sementara pendapatan per jam rata-rata diperkirakan melunak menjadi 4,1% YoY.
Menjelang rilis data hari Jumat, perhatian akan tertuju pada Purchasing Managers’ Index (PMI) ISM, dengan PMI manufaktur dijadwalkan di hari Senin dan PMI jasa di hari Rabu. Sementara yang sebelumnya mengantisipasi untuk menunjukkan perbaikan marjinal pada bulan Maret, yang belakangan diperkirakan akan menurun. Rilis penting lainnya termasuk pesanan pabrik dan lowongan pekerjaan JOLTS pada hari Selasa, diikuti dengan laporan ketenagakerjaan ADP pada hari Rabu.
Jika nilai-nilai tersebut memberikan pandangan positif secara umum, khususnya dengan angka Penghasilan Non-Pertanian / Non-Farm Payrolls (NFP) yang kuat, hal tersebut dapat memitigasi ekspektasi pemotongan tingkat suku bunga, secara potensial memperkuat Dolar lebih lanjut.
CPI Eurozone dalam Fokus Seiring Meningkatnya Prospek Pemotongan Suku Bunga di Bulan Juni
Sementara Federal Reserve bergula dengan kekhawatiran atas inflasi yang melewati target 2%, Bank Sentral Eropa / European Central Bank (ECB) mendapati dirinya di posisi yang sedikit lebih menguntungkan. Headline CPI (Consumer Price Index) turun ke 2,6% pada bulan Februari dan diproyeksikan untuk turun lebih jauh hingga 2,5% pada bulan Maret. Sementara itu Core CPI, yang tidak mencakup komponen-komponen volatil seperti harga-harga makanan, energi, alkohol, dan tembakau, diantisipasi untuk sedikit turun hingga 3,0%.
Pernyataan baru-baru ini dari para penentu kebijakan ECB amat sangat mendukung pemotongan suku bunga pada pertemuan bulan Juni. Jika ada kejutan penurunan pada nilai-nilai CPI, kemungkinan hal tersebut akan memperkuat pergerakan tersebut, menaruh tekanan pada Euro. Sebaliknya, pembacaan yang lebih kuat dari ekspektasi dapat menahan kemungkinan pemotongan bulan Juni.
Meskipun demikian, potensi naik apa pun pada Euro akibat data yang kuat diperkirakan hanya sekedarnya dan berumur pendek. Hal ini dikarenakan data satu bulan cenderung tidak mengubah ekspektasi pasar secara signifikan, terutama dengan konsensus yang ada di dalam ECB yang mendukung pemotongan suku bunga musim panas.
Lebih jauh dari nilai-nilai CPI, rilis data yang akan datang dari Eurozone termasuk tingkat pengangguran di blok tersebut pada hari Rabu, diikuti dengan harga-harga produsen pada hari Kamis. Minggu ini akan diakhiri dengan data pesanan industri Jerman dan produksi industri Perancis pada hari Jumat.
Data Ketenagakerjaan Kanada Mungkin Tidak Menggetarkan Sang Loonie
Statistik ketenagakerjaan yang akan datang untuk Maret, direncanakan untuk diungkapkan bersamaan dengan Ivey PMI pada hari Jumat, akan manggung dan menjadi pusat perhatian di Kanada. Bank of Canada bersiap untuk memulai siklus pelonggaran di bulan Juni, langkah yang diperkuat oleh penurunan inflasi yang lebih tajam dari yang diantisipasi pada bulan Februari, menyelam di bawah angka 3,0%. Lebih lanjutnya, pasar tenaga kerja telah menunjukkan tanda-tanda perlambatan dalam beberapa bulan terakhir, tercermin dari kenaikan tingkat pengangguran menjadi 5,8%.
Diantisipasi bahwa tingkat ketenagakerjaan akan mengalami kenaikan biasa saja sekitar 20.000 lapangan kerja pada bulan Maret. Bagaimanapun, kenaikan bertahap ini kemungkinan tidak akan mempengaruhi kemungkinan pemotongan suku bunga, kecuali jika ada deviasi yang serius dari ekspektasi.
Sepanjang tahun 2024, Dolar Kanada telah mempertahankan penurunan lunak terhadap Dolar AS, kebanyakan dipengaruhi oleh data perekonomian AS yang kuat. Akibatnya, reaksi pasar pada hari Jumat dapat lebih condong kepada dinamika di seputar Dolar AS, khususnya dengan rilis bersamaan laporan Non-Farm Payrolls (NFP).
Tinjauan Pasar Keuangan Global
Emas Melonjak ke Ketinggian Baru di Tengah Jeda Liburan
Dalam usaha tampil untuk statusnya yang terus bertahan sebagai aset safe haven, emas melambung pada tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya pada hari Senin, menyentuh puncak $2.265 per ounce. Lonjakan ini terjadi dalam lingkungan aktivitas perdagangan yang sedang lesu, karena banyak negara Eropa sedang libur, menghasilkan likuiditas pasar yang tipis.
Logam mulia telah melewati kenaikan luar biasa lebih dari 9% sejak awal tahun. Lonjakan ini didukung oleh berbagai faktor, termasuk akuisisi langsung oleh bank-bank sentral yang ingin mendiversifikasikan cadangan devisanya, optimisme yang menaungi prospek pendinginan inflasi mendorong tingkat suku bunga yang lebih rendah, dan permintaan ritel yang berkelanjutan dari para investor Tiongkok mencari lindung nilai terhadap ketidakpastian.
Apa yang menarik perhatian secara khusus tentang reli emas ini adalah kejadiannya walaupun Dolar AS yang secara umum kuat dan imbal hasil yang meningkat sepanjang tahun. Secara tradisional, kondisi semacam ini akan kurang baik untuk emas, yang berdenominasi Dolar dan tidak menghasilkan bunga. Kenaikan yang berlanjut dari emas dalam keadaan seperti ini menunjukkan adanya permintaan yang mendasarinya bukan sekedar respons terhadap volatilitas pasar finansial.
Melihat ke depan, pandangan terhadap emas tetap menguntungkan. Akuisisi bank sentral memberikan sinyal lanskap geopolitik yang penuh dengan instabilitas, ditambah dengan usaha Tiongkok untuk mengurangi ketergantungan terhadap Dolar AS. Hal ini dapat menghasilkan perpanjangan periode permintaan emas yang dinaikkan. Selain itu, emas dapat berlanjut untuk menemukan dukungan dari tingkat-tingkat suku bunga yang menurun, khususnya ketika perekonomian AS menunjukkan tanda perlambatan.
Yen Bertahan Mendekati Tingkat Terendahnya dalam Tiga Dekade
Di suatu tempat lain dalam pasar mata uang, aktivitas perdagangan tetap lesu dengan banyak liburan di Eropa. Yen, secara khusus, telah menjadi stabil mendekati tiga dekade rendah terhadap Dolar, dengan rentang perdagangan antara 151,00 dan 152,00. Meskipun peringatan berulang intervensi valuta asing telah menghalangi depresiasi lebih lanjut Yen, ada kesibukan di kalangan trader untuk membeli mata uang ini.
Minggu yang akan datang menjanjikan perkembangan signifikan, secara khusus untuk Dolar AS, dengan rilis data utama seperti halnya ISM manufacturing survey dan laporan nonfarm payrolls yang sangat ditunggu-tunggu pada hari Jumat, yang cenderung akan mempengaruhi ekspektasi mengenai keputusan suku bunga The Fed di masa mendatang.
EUR/USD Berjuang untuk Pulih
Pada hari Senin, pasangan EUR/USD jatuh ke nilai 1,0730, menjadikannya tingkat terendah sejak pertengahan Februari. Lonjakan Dolar AS terjadi ketika Wall Street dibuka, didorong oleh penurunan saham-saham bersamaan dengan data Amerika Serikat (AS) yang kuat, mengindikasikan ketahanan perekonomian domestik. Ketua Federal Reserve (Fed) Jerome Powell menegaskan kembali pada Jumat lalu bahwa bank-bank sentral bertahan untuk tidak terburu-buru dalam menyesuaikan suku bunga, mengutip inflasi yang bertahan dan kekuatan perekonomian.
Meskipun ada pernyataan hawkish dari para pejabat Bank Sentral Eropa / European Central Bank (ECB), Euro gagal mendapatkan dukungan. Gubernur Bank Sentral Austria Robert Holzmann menyarankan pada hari Minggu agar ECB mungkin dapat bergerak ke tingkat suku bunga yang lebih rendah sebelum The Fed AS. Hozmann menekankan bahwa waktu yang tepat untuk tindakan tersebut akan banyak bergantung pada perkembangan upah dan harga pada bulan Juni.
Beralih ke data, S&P Global Manufacturing PMI dari AS untuk Maret turun di 51,9, di bawah yang diantisipasi 52,5. Bagaimanapun, ISM Manufacturing PMI secara menyenangkan memberikan kejutan dengan rebound ke 50,3 pada periode yang sama setelah berkontraksi selama 16 bulan berturut.
Melihat ke depan, Jerman akan merilis estimasi awal Harmonized Index of Consumer Prices (HICP) bulan Maret pada hari Selasa, yang diekspektasi akan datang dengan 2,4% YoY (year-on-year). Secara bersamaan, AS akan mengungkapkan data Factory Orders dan Lowongan Kerja JOLTS pada bulan Februari. Tambahan lagi, beberapa pejabat The Fed dijadwalkan untuk berbicara setelah siang di Amerika, kemungkinan berdampak pada sentimen pasar.
Pasar Saham Siap Melanjutkan Tren Naiknya
Pada garis depan ekuitas, Wall Street siap untuk melanjutkan perdagangan dengan catatan positif, dengan kontrak berjangka mengindikasikan S&P 500 akan dibuka dengan tingkat tertinggi yang baru. Data yang sangat mendukung dari Tiongkok, termasuk kembalinya ekspansi di sektor manufaktur, telah memperkuat sentimen pasar, mengangkat tidak hanya saham namun juga mata uang seperti Dolar Australia yang sensitif terhadap perkembangan di Tiongkok.
Mata Uang Kripto Siap untuk Pertumbuhan Lebih Lanjut
Minggu lalu dibuka dengan ketenangan pada harga mata uang kripto, dengan Bitcoin berusaha pulih dari penurunannya terbaru setelah tingkat tertinggi sepanjang waktu (all-time highs). Sekali lagi, aliran ke Bitcoin ETF timbul sebagai katalis primer di balik pantulannya kembali, dengan pasar menunjukkan kecenderungan untuk membeli saat turun karena harga Bitcoin mendekati batas psikologis $60.000.
Bitcoin dan Ethereum, dua mata uang kripto mayor, telah bergerak dalam tandem sejak awal tahun, menunjukkan peningkatan yang kuat dan mengalahkan pasar tradisional. Secara khusus, Bitcoin siap untuk mengakhiri kuartal dengan lonjakan 60% yang luar biasa, sementara Ethereum diantisipasi untuk mencatat kenaikan 55% pada periode yang sama. Melihat ke depan di tahun 2024, perkembangan signifikan diantisipasi untuk kedua aset digital tersebut.
Para trader Bitcoin memantau secara intensif halving yang akan datang dan dijadwalkan pada pertengahan April, sementara kampanye tingkat suku bunga Federal Reserve diantisipasi sebagai penggerak bullish untuk semesta kripto yang lebih luas. Di sisi lain, pandangan ke depan Ethereum tampak lebih beragam, dengan tren bullish di Bitcoin secara potensial memberikan tekanan naik, sementara rintangan regulasi menghadapi persetujuan spot-ETF tampak akan membatasi potensi kenaikannya.
Beralih ke peristiwa pasar dari Jumat lalu, perhatian investor ditarik ke laporan PCE bulan Februari, yang merupakan ukuran preferensi Federal Reserve untuk inflasi. Sekalipun pasar finansial ditutup untuk libur Jumat Agung, kejutan apa pun pada data dapat memicu pergerakan signifikan di aset kripto, yang diperdagangkan 24/7 sepanjang minggu. Bagaimanapun, Bitcoin tetap secara relatif stabil setelah rilis PCE, karena data secara dekat selaras dengan ekspektasi.
Lebih lanjut, Jumat lalu menandai perkembangan signifikan karena Sam Bankman-Fried dijatuhi hukuman penjara 25 tahun atas runtuhnya FTX. Peristiwa ini mewakili momen pivot bagi industri kripto dan berpotensi menandai dimulainya pasar bear yang asertif, khususnya mempertimbangkan status FTX sebagai bursa kripto kedua terbesar pada saat keruntuhannya. Karena industri menavigasi pengadilan tersebut, ditambah gelombang adopsi Wall Street melalui Bitcoin ETF, memberikan sinyal babak baru di mana skandal dan penipuan dibuang ke masa lalu, mengantarkan era baru legitimasi dan pertumbuhan bagi industri kripto.