23 Mei, 2024

Dampak Inflasi pada Trading Opsi Digital: Strategi untuk Hedging

Data inflasi dan bagaimana data mempengaruhi Forex, saham, dan aset-aset lainnya
Data inflasi dan bagaimana data mempengaruhi Forex, saham, dan aset-aset lainnya

Inflasi, sebuah indikator ekonomi penting, bermain peran signifikan dalam membentuk nilai mata uang di seluruh dunia. Artikel ini menyelidiki tentang bagaimana harga-harga yang naik mempengaruhi kekuatan mata uang yang, pada gilirannya, akan mempengaruhi hasil-hasil trading opsi digital dan Forex Anda. Kita akan memeriksa mekanisme melalui di mana inflasi mengikis kekuatan daya beli dan bagaimana bank sentral menanggapinya dengan kebijakan-kebijakan moneter.

Sebagai tambahan, artikel ini akan mendiskusikan dampak inflasi pada perdagangan internasional dan investasi, memberikan pemahaman komprehensif mengenai kenapa dan bagaimana mata uang berfluktuasi dalam menanggapi perubahan dinamika inflasi.

Dasar-dasar Inflasi

Inflasi merupakan nilai di mana tingkat umum harga untuk barang dan jasa naik, mengikis daya beli sepanjang waktu. Ketika inflasi terjadi, setiap unit valuta/mata uang membeli lebih sedikit barang dan jasa, secara efektif mengurangi nilai uang. Hal ini biasanya diukur dengan indeks-indeks seperti Indeks Harga Konsumen (IHK) / Consumer Price Index (CPI) atau Indeks Harga Produsen (IHP) / Producer Price Index (PPI), yang mengikuti perubahan-perubahan harga dalam keranjang barang dan jasa sepanjang waktu.

Beragam faktor berkontribusi terhadap inflasi, termasuk meningkatnya permintaan terhadap barang dan jasa, meningkatnya biaya produksi, dan kebijakan moneter ekspansif. Sebagai contoh, ketika konsumen memiliki lebih banyak pendapatan yang dapat dibelanjakan, mereka cenderung menghabiskan lebih banyak, yang dapat menggerakkan harga menjadi lebih tinggi jika pasokan barang dan jasa tidak mengikuti kecepatan permintaan yang meningkat.

Hal yang mirip, ketika biaya produksi masukan seperti tenaga kerja, bahan baku mentah, dan energi meningkat, para produsen sering membebankan biaya ini kepada konsumen dalam bentuk harga yang lebih tinggi.

Bank sentral, seperti Federal Reserve di Amerika Serikat, memantau inflasi secara ketat dan dapat menyesuaikan tingkat suku bunga untuk mengendalikannya. Ketika inflasi tinggi, bank sentral dapat meningkatkan suku bunga untuk mendinginkan aktivitas perekonomian dan mengekang peningkatan harga. Sebaliknya, ketika inflasi terlalu rendah, mereka mungkin menurunkan tingkat suku bunga untuk menstimulasi pengeluaran dan investasi.

Inflasi memiliki efek yang luas dalam ekonomi. Inflasi moderat biasanya dipandang sebagai tanda pertumbuhan ekonomi, namun inflasi berlebihan dapat menyebabkan ketidakpastian dan berkurangnya investasi. Di sisi lain, deflasi, yang merupakan penurunan tingkat harga secara umum, juga dapat menghasilkan masalah, menghasilkan penurunan belanja konsumen dan stagnasi ekonomi. Jadi, mempertahankan inflasi secara stabil dan dapat diprediksi sangat penting bagi kesehatan dan stabilitas perekonomian.

Inflasi dan Tingkat Suku Bunga: Bagaimana Mereka Saling Berhubungan

Bank-bank sentral menggunakan tingkat suku bunga sebagai alat primer untuk mengendalikan inflasi. Ketika inflasi meningkat di atas tingkat yang diinginkan, bank-bank sentral meningkatkan tingkat suku bunga untuk mengurangi jumlah uang yang bersirkulasi dalam ekonomi. Dengan menjadikan peminjaman uang semakin mahal, tingkat suku bunga yang lebih tinggi mengecilkan hati para individu dan dunia usaha untuk mengambil pinjaman, sehingga menekan pembelanjaan dan investasi yang berlebihan. Pengetatan kebijakan moneter ini menargetkan perlambatan aktivitas perekonomian, yang pada gilirannya membantu harga kembali turun pada tingkat-tingkat yang mencerminkan nilai pasar yang wajar.

Tujuan penyesuaian tingkat suku bunga ini adalah untuk mengelola kecepatan ekonomi dan menstabilkan harga. Ketika biaya barang dan jasa mulai jatuh, inflasi secara bertahap menurun sampai mencapai tingkat target yang ditetapkan oleh bank sentral. Tingkat target ini biasanya dipilih untuk menyeimbangkan kebutuhan pertumbuhan perekonomian dengan kebutuhan mempertahankan stabilitas harga, memupuk lingkungan perekonomian yang sehat.

Bagaimanapun, menyesuaikan tingkat suku bunga merupakan proses yang kompleks dan sulit yang memerlukan kalibrasi dengan kehati-hatian. Bank-bank sentral mungkin memerlukan berkali-kali perubahan tingkat suku bunga sebelum mencapai tingkat inflasi yang diinginkan. Jika suku bunga dinaikkan terlalu tinggi atau terlalu cepat, ekonomi dapat memasuki resesi. Dunia usaha dapat bergulat dengan biaya pinjaman yang lebih tinggi, menghasilkan penurunan investasi, pemutusan hubungan kerja, dan berbagai penutupan, yang pada akhirnya menghasilkan peningkatan pengangguran dan kontraksi perekonomian.

Sebaliknya, jika tingkat suku bunga tidak dinaikkan secara cukup atau cepat, ekonomi dapat berspiral ke arah hiperinflasi. Dalam skenario semacam itu, harga meningkat tak terkendali, secara drastis mengikis daya beli mata uang. Hal ini dapat menyebabkan situasi di mana mata uang menjadi secara praktis tidak bernilai, menyebabkan instabilitas perekonomian yang parah. Contoh terkini hal ini adalah Turki, di mana inflasi cepat menurunkan nilai lira secara parah, menyebabkan kesulitan perekonomian signifikan bagi para penduduknya.

Jadi, tantangan bank-bank sentral adalah untuk menemukan keseimbangan yang menekan inflasi tanpa mencekik pertumbuhan perekonomian. Hal ini melibatkan pemantauan secara berkelanjutan terhadap indikator-indikator perekonomian dan pengambilan keputusan yang berhati-hati demi memastikan bahwa penyesuaian tingkat suku bunga secara efektif mengendalikan inflasi sembari mendukung aktivitas perekonomian yang berkelanjutan. Interaksi antara tingkat suku bunga dan inflasi merupakan bukti sifat ruwet kebijakan moneter dan peran kritisnya dalam mempertahankan stabilitas perekonomian.

Fundamental-fundamental Inflasi Penting

Fundamental inflasi penting untuk dipantau
Fundamental inflasi penting untuk dipantau

Inflasi merupakan metrik perekonomian kritis yang mempengaruhi beragam segi pasar finansial, dan pemahaman indikator-indikatornya adalah esensial bagi para trader dan investor. Dua indikator utama inflasi adalah Indeks Harga Konsumen (IHK) / Consumer Price Index (CPI) dan Indeks Harga Produsen (IHP) / Producer Price Index (PPI). Indeks-indeks ini menawarkan gambaran terhadap perubahan-perubahan dalam tingkat-tingkat harga sepanjang waktu, menyediakan potret kesehatan perekonomian dan mempengaruhi berbagai keputusan kebijakan.

Indeks Harga Konsumen (IHK) atau Consumer Price Index (CPI) mungkin merupakan indikator inflasi yang paling banyak dikenal dan dipantau secara ketat. Indikator ini mengukur rata-rata perubahan harga yang dibayar oleh para konsumen perkotaan untuk keranjang barang dan jasa yang tetap.

Keranjang ini mencakup kategori-kategori seperti makanan dan minuman, perumahan, pakaian, transportasi, perawatan medis, rekreasi, pendidikan, dan komunikasi. Dengan melacak harga-harga barang dan jasa ini, IHK atau CPI mencerminkan biaya hidup konsumen. IHK atau CPI yang meningkat mengindikasikan bahwa harga produk-produk tersebut meningkat, mengisyaratkan inflasi yang lebih tinggi. Ukuran ini krusial untuk memahami bagaimana inflasi mempengaruhi daya beli konsumen dan standar hidup.

Di sisi lain, Indeks Harga Produsen (IHP) atau Producer Price Index (PPI) mengukur rata-rata perubahan harga jual yang diterima oleh para produsen domestik terhadap keluaran mereka. Tidak seperti IHK atau CPI, yang berfokus pada tingkat ritel, IHP atau PPI melacak perubahan harga pada beragam tahap produksi, termasuk bahan baku mentah, barang setengah jadi, dan barang jadi.

IHP atau PPI terbagi dalam tiga area utama: basis industri, basis komoditas, dan indeks-indeks tahap pemrosesan. Dengan menganalisis komponen-komponen tersebut, IHP atau PPI menyediakan pandangan yang lebih luas tentang tekanan inflasi sepanjang proses produksi. Peningkatan dalam IHP atau PPI mengindikasikan bahwa para produsen menerima harga yang lebih tinggi untuk produk-produknya, yang pada akhirnya diteruskan kepada para konsumen, menghasilkan pada harga ritel yang lebih tinggi.

Baik IHK/CPI maupun IHP/PPI dirilis bulanan oleh agen-agen pemerintahan, seperti halnya Bureau of Labor Statistics (Biro Statistik Tenaga Kerja) di Amerika Serikat. Rilis-rilis ini sangat diantisipasi oleh para ekonom, pembuat kebijakan, dan partisipan pasar karena memiliki dampak langsung dan signifikan terhadap pasar finansial.

Sebagai contoh, pembacaan inflasi yang lebih tinggi dari ekspektasi dapat menyebabkan kekhawatiran tentang pengikisan daya beli uang dan memicu bank-bank sentral untuk meningkatkan tingkat suku bunganya demi mendinginkan ekonomi. Sebaliknya, inflasi yang lebih rendah dari ekspektasi dapat memberikan sinyal kelemahan perekonomian dan menuntun pada tingkat suku bunga yang lebih rendah untuk menstimulasi pertumbuhan.

Rilis data IHK/CPI dan IHP/PPI sering memicu volatilitas dalam beragam pasar finansial, termasuk saham, obligasi, dan bursa valuta asing. Para trader dan investor secara ketat menganalisis laporan-laporan ini untuk menyesuaikan strategi mereka.

Sebagai contoh, jika IHK/CPI menunjukkan peningkatan tajam dalam inflasi, harga obligasi dapat jatuh karena inflasi yang lebih tinggi mengikis pembayaran bunga tetap dari obligasi. Hal yang mirip, pasar saham dapat bereaksi negatif jika inflasi yang lebih tinggi menghasilkan pada ekspektasi peningkatan tingkat suku bunga, yang dapat meningkatkan biaya pinjaman dan mengurangi laba korporasi.

Memahami nuansa IHK/CPI dan IHP/PPI dapat memberikan para trader keunggulan kompetitif. Dengan mengenali implikasi indikator-indikator inflasi ini, para trader dapat dengan lebih baik mengantisipasi pergerakan pasar dan mengambil keputusan yang terinformasi.

Sebagai contoh, seorang trader mungkin memutuskan untuk short sell obligasi atau ekuitas jika mereka mengantisipasi inflasi yang lebih tinggi berdasarkan rilis IHK/CPI atau IHP/PPI. Sebagai tambahan, memahami hubungan antara harga produsen dan harga konsumen dapat membantu memperkirakan tren inflasi masa yang akan datang.

Laporan-laporan CPI Penting Seluruh Dunia

Laporan-laporan Indeks Harga Konsumen (IHK) / Consumer Price Index (CPI) beragam antar berbagai negara, masing-masing dengan karakteristiknya dan dampak signifikan yang unik terhadap pasar finansial. Laporan-laporan ini kemungkinan didasarkan pada rumusan indeks yang berbeda, seperti halnya indeks Laspeyres atau Fisher, yang mempengaruhi bagaimana inflasi diukur dan diinterpretasi. Berikut detail-detail pada beberapa laporan IHK / CPI penting secara global:

Amerika Serikat

Di Amerika Serikat, CPI berfokus secara eksklusif di area urban / perkotaan, sehingga sering dirujuk sebagai CPI-U. Bagaimanapun, Federal Reserve lebih menyukai Indeks Personal Consumption Expenditures (PCE) terhadap CPI tradisional karena merupakan indeks berbasis Fisher, yang menyediakan ukuran lebih komprehensif mengenai pembelanjaan konsumen dan menangani beberapa bias yang ada dalam CPI. Indeks PCE mencakup jangkauan pengeluaran yang lebih luas dan menyediakan cerminan yang lebih akurat terhadap kondisi-kondisi perekonomian.

  • Wilayah: Amerika Utara
  • Jadwal Rilis: bulanan dan tahunan
  • Agen Penerbit: U.S. Bureau of Labor Statistics (Biro Statistik Tenaga Kerja AS)
  • Aset-aset Terdampak: USD, saham-saham AS, obligasi-obligasi pemerintah AS, dan indeks-indeks seperti US_Tech100

Uni Eropa

European Central Bank (ECB) / Bank Sentral Eropa melakukan konsolidasi CPI nasional dari negara-negara anggotanya ke dalam Harmonized Index of Consumer Prices (HICP) / Indeks Harmonisasi Harga Konsumen. Proses harmonisasi ini menggunakan rata-rata berbobot untuk mencerminkan ukuran perekonomian dan kebiasaan konsumen dari masing-masing negara, memastikan pengukuran inflasi yang konsisten di seantero Eurozone.

  • Wilayah: Eropa
  • Jadwal Rilis: bulanan dan tahunan
  • Agen Penerbit: Eurostat
  • Aset-aset Terdampak: EUR, saham-saham Eropa, obligasi-obligasi pemerintah dari negara-negara anggota Uni Eropa

Inggris

Laporan CPI Inggris, dikelola oleh The Office for National Statistics / Kantor Statistik Nasional, memberikan gambaran terhadap tren inflasi yang berdampak baik pada ekonomi Inggris maupun lanskap finansial Eropa yang lebih luas.

  • Wilayah: Eropa
  • Jadwal Rilis: bulanan dan tahunan
  • Agen Penerbit: Office for National Statistics (Kantor Statistik Nasional)
  • Aset-aset Terdampak: GBP, EUR, saham-saham Inggris, Gilt Inggris

Kanada

CPI Kanada, dipublikasikan oleh Statistics Canada / Statistik Kanada, bermain peran krusial dalam membentuk kebijakan moneter dan perkiraan perekonomian. Laporan mempengaruhi jangkauan luas instrumen finansial, termasuk Dolar Kanada dan ekuitas-ekuitas domestik.

  • Wilayah: Amerika Utara
  • Jadwal Rilis: bulanan dan tahunan
  • Agen Penerbit: Statistics Canada / Statistik Kanada
  • Aset-aset Terdampak: CAD, saham-saham Kanada, S&P/TSX, obligasi-obligasi pemerintah Kanada

Jepang

CPI Jepang, dirilis oleh The Statistics Bureau of Japan / Biro Statistik Jepang, merupakan indikator kritis kesehatan perekonomian pada salah satu perekonomian dunia terbesar. Laporan ini mempengaruhi beragam pasar, termasuk saham-saham dan obligasi-obligasi pemerintah Jepang.

  • Wilayah: Asia
  • Jadwal Rilis: bulanan dan tahunan
  • Agen Penerbit: The Statistics Bureau of Japan / Biro Statistik Jepang
  • Aset-aset Terdampak: JPY, saham-saham Jepang, Nikkei 225, obligasi-obligasi pemerintah Jepang

Cina (Tiongkok)

Di Cina, CPI memberikan bobot yang lebih besar pada harga-harga makanan karena bagian yang lebih besar dari penghasilan rumah tangga dihabiskan untuk makanan. Indeks ini krusial untuk memahami inflasi pada ekonomi terbesar kedua dunia.

  • Wilayah: Asia
  • Jadwal Rilis: bulanan dan tahunan
  • Agen Penerbit: National Bureau of Statistics / Biro Nasional Statistik
  • Aset-aset Terdampak: CNY, AUD, NZD, saham-saham Cina, Shanghai SE Composite, obligasi-obligasi pemerintah Cina

Australia

Laporan CPI Australia, dikeluarkan oleh Australian Bureau of Statistics / Biro Statistik Australia, berpengaruh tidak hanya terhadap Dolar Australia namun juga pasar finansial di negara tetangganya Selandia Baru karena perekonomian mereka yang sangat erat terhubung.

  • Wilayah: Oseania, Asia
  • Jadwal Rilis: bulanan dan tahunan
  • Agen Penerbit: Australian Bureau of Statistics / Biro Statistik Australia
  • Aset-aset Terdampak: AUD, NZD, saham-saham dan obligasi-obligasi Australia dan Selandia Baru

Memahami nuansa laporan-laporan IHK / CPI dari berbagai negara membantu para trader dan investor mengambil keputusan yang terinformasi berdasarkan pada tren inflasi dan kondisi perekonomian.

Inflasi dan Trading Opsi Digital

Inflasi dan trading opsi digital
Inflasi dan trading opsi digital

Para trader opsi digital bisa menggunakan data inflasi dalam sesi trading mereka. Untuk kapitalisasi rilis data CPI atau PPI, Anda dapat cukup memantau tanggal dan waktu persisnya rilis data dan buka posisi trading di salah satu arah yang diharapkan.

Sebagai contoh, jika Anda berekspektasi tingkat inflasi AS akan naik, maka Anda dapat membeli opsi digital EUR/USD Lebih Rendah sebagaimana inflasi yang lebih tinggi di Amerika Serikat akan mencegah The Fed untuk mengambil langkah-langkah pelunakan atau pemotongan suku bunga. Hal ini akan mendukung Dolar AS terhadap mata uang lainnya, komoditas, dan bahkan mata uang kripto.

Di sisi lain, ketika data inflasi AS lebih rendah, ini merupakan sinyal bagi para trader opsi digital untuk membeli kontrak EUR/USD Lebih Tinggi sebagaimana tingkat inflasi lebih rendah berarti probabilitas yang lebih tinggi bahwa The Fed akan memangkas tingkat suku bunga, khususnya jika inflasi di bawah level target.

Inflasi dan Trading Forex

Para trader Forex memiliki lebih banyak pilihan sehubungan dengan trading inflasi. Mereka dapat membuat keputusan simultan dan trading dengan inflasi sebagaimana jika mereka menggunakan strategi news trading (trading dengan berita) atau menggunakan data makroekonomi ini untuk menyesuaikan posisi-posisi jangka panjang/jangka menengah mereka dan menambahkan yang baru sesuai dengan ekspektasi harga pasangan mata uang jangka panjang mereka.

Para trader secara normal membeli sebuah mata uang ketika inflasi meningkat sebagaimana mereka berekspektasi bank sentral akan menahan tingkat suku bunga atau bahkan menaikkannya. Di sisi lain, ketika inflasi menurun, khususnya di bawah target tertentu, para trader menjual mata uang tersebut.

Sehubungan dengan prediksi jangka panjang, bekerja dengan cara yang sama. Jika trayek inflasi positif, seseorang dapat membeli mata uang dan menahan posisinya untuk beberapa waktu, khususnya jika tren inflasi positif berlanjut. Bagaimanapun, jika inflasi menurun, seorang trader dapat menjual mata uang dan berharap bank sentral menambahkan likuiditas selama pertemuan-pertemuan yang akan datang.

Inflasi dan Trading Saham

Walaupun pasar saham digoyang oleh berbagai faktor, Indeks Harga Konsumen (IHK) / Consumer Price Index (CPI) dapat bermain peran krusial dalam menyebabkan ayunan kinerja. Sebagai contoh, tindakan reaktif Federal Reserve terhadap data CPI dapat mengakibatkan konsekuensi langsung pada laba korporasi dan pertumbuhan perekonomian, mengakibatkan fluktuasi signifikan dalam nilai saham.

Ketika The Fed menaikkan tingkat suku bunga dalam menanggapi pembacaan CPI yang lebih tinggi, pasar sering mengalami “celupan” atau perlambatan sebagaimana para trader menjadi lebih berhati-hati dan mencari perlindungan posisi-posisi mereka. Seandainya bank sentral memangkas suku bunga dalam reaksinya terhadap pembacaan inflasi yang lebih rendah, pasar saham menganggap situasi ini sebagai penggerak positif.

Contoh Bagaimana Rilis Data Inflasi dapat Mempengaruhi Mata Uang

Contoh bagaimana CPI mempengaruhi EUR/USD pada tanggal 13 Juli 2022
Contoh bagaimana CPI mempengaruhi EUR/USD pada tanggal 13 Juli 2022

Inflasi tahunan di AS telah mencapai puncak lokalnya di tahun 2022 menurut fundamental. Data dipublikasikan pada tanggal 13 Juli 2022. Pasar memainkannya sebelumnya dengan rentetan batang candle bearish pada pasangan mata uang EUR/USD.

Ingat bahwa mungkin tidak ada reaksi instan dalam rilis data inflasi. Selain itu, sebagaimana ditunjukkan contoh ini, tren turun mulai lebih dulu, sebelum data CPI AS y/y dirilis dan tidak ada pergerakan signifikan pada momen persisnya ketika rilis data.

Contoh bagaimana data inflasi mempengaruhi EUR/USD pada tanggal 10 April 2024
Contoh bagaimana data inflasi mempengaruhi EUR/USD pada tanggal 10 April 2024

Contoh sangat bagus lainnya bagaimana pasar bereaksi terhadap data inflasi mengilustrasikan momentum arah turun EUR/USD setelah rilis data CPI AS pada tanggal 10 April 2024. Tingkat inflasi meningkat menjadi 3,5% dari nilai 3,4% yang diperkirakan oleh para ekonom. Selain itu, nilai tersebut 0,3 basis poin lebih tinggi dibandingkan dengan pembacaan sebelumnya. Para partisipan pasar bereaksi tajam pada perbedaan semacam antara pembacaan saat ini dengan yang sebelumnya. EUR/USD jatuh signifikan dalam beberapa jam. Ini merupakan kesempatan hebat bagi para trader opsi digital dan Forex untuk membuka posisi trading jangka pendek dan jangka menengah.

FAQ / Pertanyaan Umum

Pertanyaan-pertanyaan paling penting tentang trading dengan data inflasi
Pertanyaan-pertanyaan paling penting tentang trading dengan data inflasi

Apa signifikansi data inflasi dalam trading?

Data inflasi, seperti halnya Indeks Harga Konsumen (IHK) / Consumer Price Index (CPI) dan Indeks Harga Produsen (IHP) / Producer Price Index (PPI), menyediakan gambaran terhadap stabilitas harga keseluruhan dalam ekonomi. Data ini krusial bagi para trader sebagaimana data mempengaruhi keputusan-keputusan kebijakan moneter, tingkat suku bunga, dan sentimen pasar, semua yang berdampak pada aset harga dan strategi trading.

Bagaimana bank-bank sentral menanggapi data inflasi yang tinggi?

Bank-bank sentral biasanya menanggapi inflasi tinggi dengan meningkatkan tingkat suku bunga. Tindakan ini menargetkan pengurangan pasokan uang dan pengekangan pengeluaran, sehingga memperlambat inflasi. Bagi para trader, hal ini berarti tingkat suku bunga yang lebih tinggi dapat menghasilkan mata uang yang lebih kuat namun mungkin berdampak negatif terhadap pasar saham dan komoditas.

Bagaimana para trader menggunakan rilis data CPI untuk mengambil keputusan trading?

Para trader memantau rilis data CPI secara ketat karena dapat segera menyebabkan reaksi pasar. Jika CPI lebih tinggi dari ekspektasi, dapat memberikan sinyal kenaikan tingkat suku bunga potensial, menyebabkan para trader untuk membeli mata uang dan aset yang mendapatkan manfaat dari tingkat suku bunga yang lebih tinggi dan menjual yang secara parah terdampak. Sebaliknya, CPI yang lebih rendah dari ekspektasi dapat menyebabkan pembelian obligasi dan ekuitas.

Peran apa yang dimainkan Indeks Harga Produsen (IHP) / Producer Price Index (PPI) dalam trading?

PPI mengukur rata-rata perubahan dalam harga jual yang diterima oleh para produsen domestik. Ini merupakan indikator permulaan tren inflasi dan dapat memberikan sinyal perubahan yang akan datang dalam harga konsumen. Para trader menggunakan data PPI untuk mengantisipasi pergerakan CPI masa depan dan menyesuaikan posisi-posisi mereka, khususnya pada sektor-sektor yang sensitif terhadap biaya produksi.

Bisakah data inflasi berdampak pada trading forex, dan bagaimana?

Ya, data inflasi secara signifikan berdampak pada trading forex. Inflasi yang lebih tinggi sering menyebabkan tingkat suku bunga yang lebih tinggi, yang dapat memperkuat mata uang domestik sebagaimana tingkat suku bunga yang tinggi menarik modal asing. Sebaliknya, inflasi yang lebih rendah dapat menghasilkan tingkat suku bunga yang lebih rendah, melemahkan mata uang. Para trader menyesuaikan posisi-posisi forex mereka berdasarkan ekspektasi tindakan-tindakan bank sentral menyusul data inflasi.

Social
Recommended
After subscribe