Top 5 Indikator Tren dalam Trading
Ada dua konsep utama dalam trading yang diikuti kebanyakan trader profesional. Mereka mengikuti tren atau mendapatkan profit pada pembalikan arah (reversal) pasar. Mengikuti tren berarti membeli kontrak digital atau membeli/menjual Forex CFD/saham sepanjang tren saat ini sampai arahnya berubah. Hal ini merupakan pendekatan yang sangat sederhana, namun, membutuhkan beberapa pengetahuan yang lebih dalam untuk bisa mengaplikasikannya. Untuk mulai menggunakan indikator tren dan bertransaksi dengan uang sungguhan di Binolla, buka akun.
Jika Anda lihat gambar di atas, terlihat ada dua area yang disoroti, dengan harga bergerak naik lalu berubah arahnya dan bergerak turun. Ini merupakan situasi pasar yang sangat standar, yang memungkinkan Anda untuk menghasilkan uang cukup dengan membeli kontrak Lebih Tinggi ketika harga bergerak naik dan membeli yang Lebih Rendah ketika jatuh kemudian (atau membeli pasangan mata uang dan menjualnya kemudian dalam hal FX CFD).
Semuanya ini tampak sangat sederhana ketika melihat historisnya. Bagaimanapun, ketika Anda melihat grafik yang “telanjang”, Anda tidak akan pernah tahu kapan tren mulai dan kapan berakhir. Karenanya, Anda akan memerlukan beberapa alat yang akan membantu Anda mendefinisikan tren saat ini dan memahami di mana harga akan berbalik ke arah yang berlawanan. Inilah di mana indikator pengikut tren / trend-following bermain.
Trading Pengikut Tren atau Tren Sederhana
Sebagaimana dapat Anda tebak, trading tren atau mengikuti tren (trend-following) merupakan konsep membeli aset (atau membeli kontrak waktu tetap Lebih Tinggi) sepanjang tren naik dan menjual aset (atau membeli kontrak Lebih Rendah) sepanjang tren turun.
Strategi ini didasarkan pada asumsi bahwa tren dapat lebih atau kurang diprediksi. Jika terdapat tren naik sebagai contoh, harga cenderung untuk bertambah sepanjang waktu. Karenanya, Anda dapat membeli aset atau membeli kontrak Lebih Tinggi untuk mendapatkan manfaat dari pergerakan harga ini.
Tiga Jenis Tren
Ada tiga jenis utama tren yang dicari oleh para trader ketika mereka sedang bekerja dalam underlying asset mana pun. Ketiganya termasuk:
- Tren naik (uptrend). Selama tren naik, harga secara konsisten tumbuh, dan titik-titik terendah (lows) menjadi lebih tinggi. Inilah bagaimana kita dapat mengidentifikasi tren naik. Jika Anda melihat bahwa harga mencetak titik-titik terendah yang lebih tinggi (higher lows – HL), Anda dapat mengatakan bahwa harga akan mengarah naik. Jika sebagai contoh EUR/USD mencapai 1,1000, lalu jatuh kembali ke 1,0980, lalu ke 1,1015, dan balik lagi ke 1,0990, Anda dapat mengatakan bahwa pasangan mata uang sedang berkembang dan tren naik sebagaimana dapat Anda lihat bahwa lows menjadi lebih tinggi setiap siklus baru;
- Tren turun (downtrend). Kebalikan tren naik, ketika tren turun mulai, harga mencetak titik-titik tertinggi yang lebih rendah (lower highs). Harga secara konsisten bergerak turun selama tren turun. Jika kita ambil contoh EUR/USD, mencetak 1,1000, lalu bergerak naik dan mencapai 1,1015, lalu bergerak turun lagi dan mencetak 1,0980, lalu bergerak naik dan terkena 1,1000, lalu jatuh lagi sampai 1,0978, kita dapat katakan bahwa pasangan mata uang bergerak arah turun karena kita mendapatkan highs yang semakin berkurang setiap siklus baru;
- Sideways. Walaupun secara umum para trader cenderung mendefinisikan dua jenis tren utama (tren naik dan tren turun), sideways juga merupakan tren namun tanpa arah yang definitif. Harga berfluktuasi dalam rentang sideways horizontal, yang juga merupakan kesempatan sangat baik untuk menghasilkan.
1: Indikator Moving Average (MA)
Moving average atau disingkat MA merupakan indikator yang melakukan kalkulasi rata-rata harga pasar terhadap interval waktu tertentu. Saat berada dalam grafik, indikator tampil sebagai garis yang berada di atas atau di bawah harga, menyoroti tren pasar yang sedang berlangsung.
MA merupakan indikator yang sangat populer, karena memungkinkan Anda untuk melihat tren pasar saat ini tanpa perlu melakukan semua kalkulasi sendiri. Karenanya, Anda dapat memiliki pandangan luas mata burung mengenai situasi pasar saat ini tanpa membuang waktu untuk menghitung sendiri rata-rata harga.
Ketika menggunakan platform Binolla, Anda dapat menemukan lima jenis MA di situ:
- SMA atau simple moving average. Sebagaimana namanya, ini adalah MA paling simpel, yang dibangun atas konsep kalkulasi jumlah rata-rata harga pada periode tertentu dan membaginya dengan nilai periode (jumlah candle);
- WMA atau weighted moving average. Indikator WMA ini didasarkan pada konsep bahwa setiap rata-rata harga tertentu diberikan bobot (weight). Contohnya jika kalkulasi MA untuk sepuluh candle sebelumnya, “bobot” akan diberikan kepada beberapa candle awal, sementara yang belakangan akan menjadi lebih “ringan”;
- EMA atau exponential moving average. Tidak seperti WMA, EMA memberikan lebih banyak bobot kepada candle yang lebih baru, yang memberikan pandangan lebih baik kepada Anda mengenai kinerja aset terkini;
- TMA atau triangular moving average. Jenis MA ini mengombinasikan pendekatan pembobotan dengan pola segitiga (triangular). Dengan menggunakan SMA (simple moving average), Anda perlu menjumlahkan semua SMA dalam periode yang digunakan dan membaginya dengan nilai periode;
- SMMA atau smoothed moving average. Ini merupakan campuran dari SMA dan EMA, namun dengan periode yang lebih panjang.
Sekarang Anda telah mengetahui semua jenis MA (moving average). Jangan khawatir jika Anda masih ada hal-hal yang kurang jelas, karena kami akan menjelaskannya dengan cara yang lebih detail dalam panduan khusus kami tentang indikator MA (moving average).
Bagaimana Cara Menggunakan Moving Average?
Ada cukup banyak cara dalam menggunakan MA, dari mengartikan tren saat ini sampai bermacam-macam strategi. Jika Anda menerapkan indikator ini untuk melihat arah harga saat ini, Anda tidak memerlukan tambahan alat atau tambahan strategi.
Grafik di atas mendemonstrasikan cara menggunakan MA untuk mendefinisikan tren pasar. Jika harga di atas MA, harga aset berada dalam tren naik, sementara ketika MA di atas harga, Anda dapat mengasumsikan bahwa harga bergerak turun. Hal ini sangat sederhana, namun strategi semacam ini hanya memberikan Anda perspektif mengenai pasar tanpa membekali Anda dengan titik-titik di mana Anda dapat memulai trading.
Karenanya, Anda dapat menerapkan strategi yang lebih kompleks untuk menemukan titik-titik masuk tersebut. Salah satu taktik termudah adalah menambahkan dua garis MA dengan periode yang berbeda pada grafik.
Contoh kami berikutnya menampilkan bagaimana cara menggunakan dua MA dan memanfaatkannya. Kami telah menambahkan satu MA dengan periode 10 dan satu lagi lainnya (oranye) dengan periode 20. Ide dari strategi ini sangat apa adanya. Jika MA dengan periode 10 menyeberangi MA dengan periode 20 dari bawah dan keduanya berada di bawah harga, Anda dapat membeli kontrak Lebih Tinggi. Pada situasi kebalikannya, ketika MA merah yang lebih cepat dengan periode 10 menyeberangi yang jingga dengan periode 20 dari atas, ini adalah kesempatan bagi trader untuk membeli kontrak Lebih Rendah atau menjual pasangan mata uang.
2: Bollinger Band
Ini merupakan indikator paling populer kedua di kalangan trader. Tidak seperti MA, Bollinger Band atau disingkat BB, merupakan sistem yang telah tersedia yang memungkinkan Anda untuk menemukan berbagai titik masuk dan bahkan merencanakan kapan untuk keluar dari pasar.
Bollinger Band terdiri dari tiga garis:
- Pita atas (upper band);
- Garis MA (moving average);
- Pita bawah (lower band).
Jika Anda menerapkan BB dalam grafik Binolla, Anda akan mendapatkan indikator dengan periode 5 secara bawaan. Deviasinya sama dengan 1. Untuk membuatnya bekerja, Anda perlu mengatur periode. Tidak ada pengaturan “benar” atau “aturan emas” bagi para trader dalam menggunakan BB. Kami menggunakan periode 20 untuk contoh ini dan deviasi yang sama dengan 2.
BB tidak hanya tentang pengungkapan tren pasar. Ini juga tentang pengukuran volatilitas. Ini berarti jika indikator sedang sempit, pasar menunjukkan volatilitas yang rendah, sementara ketika pita-pita mengembang dalam kedua arahnya, volatilitas pasar sedang bertumbuh.
Walaupun ada artikel terpisah yang dikhususkan untuk BB dalam blog kami di mana Anda akan menemukan lebih banyak mengenai indikator ini dan beberapa strategi yang dapat Anda gunakan, kami akan memberikan Anda salah satu taktik paling sederhana di sini.
Strategi ini melibatkan BB dan pola-pola candlestick Jepang. Dalam contoh di atas, Anda dapat melihat bahwa harga sudah mencapai pita bagian atas, yang secara normal berarti bahwa harga telah menemui resistance yang kuat. Lebih lanjutnya, kita mendapatkan konfluens daripada sinyal karena ada pola Shooting Star muncul di atas. Karenanya, dalam situasi ini, Anda dapat membeli kontrak Lebih Rendah atau menjual pasangan mata uang.
3: Ichimoku Cloud
Berikutnya dalam daftar kami adalah Ichimoku Cloud (Awan Ichimoku), yang juga dikenal sebagai Ichimoku Kinkyo Hyo. Nama unik ini berasal dari Jepang, karena indikator dikembangkan oleh Goichi Hosoda, seorang jurnalis Jepang, pada tahun 1930-an. Bagaimanapun, indikator ini tetap belum diketahui untuk beberapa waktu dan baru terungkap kepada khalayak ramai pada tahun 1969.
Indikator Ichimoku Cloud terdiri dari:
- Tenkan-sen (garis hijau). Merepresentasikan jumlah dari titik tertinggi (high) dalam periode sembilan dan titik terendah (low) dalam periode sembilan, dibagi dua;
- Kijun-sen. Merepresentasikan high dalam periode 26 dan low dalam periode 26, dibagi dua;
- Senkou Span A. Merepresentasikan penjumlahan Tenkan-sen dan Kijun-sen, dibagi dua. Senkou Span A adalah garis merah dari “awan”;
- Senkou Span B. Garis ini merupakan penjumlahan dari high dalam periode 52 dan low dalam periode 52, dibagi dua. Senkou Span ini merupakan garis biru dari “awan”;
- Cloud / “awan”. Ini merupakan bagian khusus dari Ichimoku Cloud, yang membantu para trader untuk menemukan tren saat ini;
- Chinkou Span. Ini merupakan garis lagging (tertinggal) yang menunjukkan harga-harga penutupan periode 26 di belakang harga penutupan terbaru.
Strategi Dasar Ichimoku Cloud
Sementara ada cukup banyak strategi yang dapat Anda gunakan dan bahkan lebih banyak yang bisa Anda ciptakan sendiri menggunakan indikator teknikal ini, kami akan menunjukkan kepada Anda satu contoh tentang cara penggunaan Ichimoku Cloud dalam rutinitas trading Anda. Lebih banyak strategi dan rekomendasi dapat ditemukan dalam artikel khusus kami yang didedikasikan untuk Ichimoku Cloud.
Grafik di atas menampilkan konfluens daripada sinyal-sinyal. Kita mendapatkan pola Shooting Star, yang mencapai Senkou Span A, resistance dinamis. Ide di balik strategi ini sangat sederhana. Ketika harga mencapai resistance dinamis seperti itu dan memantul darinya, Anda dapat menjual pasangan mata uang atau membeli kontrak Lebih Rendah.
4: Parabolic SAR
Parabolic SAR, atau Parabolic Stop and Reverse, adalah indikator teknikal yang cukup menarik yang terkadang diremehkan para trader. Di sisi lain, akibat dari apa yang dapat Anda lihat dalam grafik ketika menerapkan indikator ini, Anda dapat dengan mudah melebih-lebihkannya, karena situasinya tampaknya akan menjadi bukti yang jelas sehingga akan sulit untuk tidak bereaksi terhadapnya.
Bagaimanapun, harap diingat bahwa dengan Parabolic SAR tidak ada yang mudah dan tidak ada yang menjadi bukti. Indikator ini dikembangkan oleh J. Welles Wilder Jr. Ide di baliknya adalah:
- Menyoroti tren saat ini;
- Memperkirakan pembalikan arah;
- Menyediakan titik-titik keluar bagi para trader.
Walaupun indikator lebih daripada sekadar bagus untuk yang pertama dan ketiga, terdapat pertanyaan mengenai konsep kedua.
Jika Anda melihat contoh kami, Anda akan melihat bahwa Parabolic SAR bagus untuk identifikasi tren. Ketika titik-titik muncul di atas harga, Anda dapat mengasumsikan bahwa pasangan mata uang atau aset lainnya sedang dalam tren turun, sementara dalam situasi kebalikan, ketika titik-titik ada di bawah harga, kita mendapatkan tren naik. Hal ini mirip dengan identifikasi tren pada MA (moving average).
Strategi luar biasa lainnya bagi para trader adalah menggunakan Parabolic SAR untuk menemukan titik-titik keluar (konsep ini relevan bagi trader Forex CFD dan saham). Jika Anda ingin mengetahui kapan keluar dari pasar dan menutup posisi Anda saat ini, Anda dapat menggunakan Parabolic SAR. Idenya sangat sederhana. Jika Anda trading mengikuti tren naik dengan titik-titik di bawah harga, ketika titik-titik muncul di atas harga, berarti sinyal bahwa tren kemungkinan akan berbalik arah.
Ada juga strategi di mana Parabolic SAR digunakan untuk mendefinisikan titik-titik masuk. Bagaimanapun, pendekatan ini memiliki kelemahan signifikan. Indikator Parabolic SAR terkenal keburukannya atas penggambaran ulang. Ini berarti bahkan ketika Anda melihat satu titik muncul di sisi lain daripada harga, tidak berarti bahwa tren sedang berubah. Titik-titik dapat muncul pada sisi yang sama kembali setelah beberapa candle.
Penggambaran ulang merupakan masalah umum dengan kebanyakan indikator. Bagaimanapun, ketika berhadapan misalnya dengan moving average, jika Anda menggunakannya sebagaimana telah kami contohkan di atas dalam bagian Moving Average, Anda mendapatkan titik masuk yang baik ketika kedua garis saling bersilangan (crossover). Ketika berhadapan dengan Parabolic SAR, Anda tidak dapat melihat garis ini, yang mengakibatkan indikator ini menjadi kurang informatif.
5: Alligator
Alligator adalah indikator teknikal yang dikembangkan oleh Bill Williams. Indikator mencakup tiga garis MA (moving average) dengan periode yang berbeda. Indikator ini juga memungkinkan para trader untuk memprediksi tren pasar, melihat volatilitas pasar, dan menemukan titik-titik masuk. Alligator memiliki tiga posisi utama:
- Alligator Tidur. Ini adalah situasi di mana ketiga garis berdekatan satu sama lain dan saling terjalin. Ketika ini terjadi, Alligator tidak memberikan sinyal, karena tidak ada tren naik atau turun di saat ini;
- Alligator Bangun. Posisi Alligator berikutnya terjadi ketika ketiga garis menjadi sejajar dan dalam arah yang sama. Ketiga garis masih berdekatan satu sama lain, namun telah mengindikasikan tren pasar masa depan;
- Alligator Lapar. Akhirnya, ketika ketiga garis mengambil arah definitif dan terdapat jarak di antara mereka, kita dapat katakan bahwa pasar sedang bertransaksi.
Garis-garis Alligator
Indikator Alligator didasarkan pada tiga MA (moving average). Mereka dikenal juga sebagai:
- Garis biru, atau “Bibir”. Ini adalah SMA (simple moving average) dengan periode terendah yang bereaksi cepat terhadap perubahan pasar apa pun;
- Garis merah, atau “Gigi”. Garis MA ini memiliki periode lebih tinggi dan, karenanya, lebih lambat dibandingkan “Bibir”;
- Terakhir, garis hijau, atau “Rahang”. Ini merupakan MA paling lambat dari ketiga garis, yang mana memiliki periode tertinggi.
Bagaimana Cara Menggunakan Alligator
Alligator bertindak sebagai indikator yang mendemonstrasikan tren pasar saat ini. Menggunakannya secara terpisah tidak akan memberikan Anda strategi apa pun. Bagaimanapun, mengombinasikannya dengan beberapa indikator lain dapat menjadi penambahan penguatan yang kokoh dalam strategi Anda.
Secara umum, ketika Rahang di bawah Gigi, dan Gigi di bawah Bibir, Anda dapat mengasumsikan bahwa terdapat tren naik. Lebih lanjutnya, jika garis-garis mengembangkan jarak di antara mereka, maka tren naik kuat. Di sisi lain, ketika Rahang di atas Gigi, dan Gigi di atas Bibir, kita dapat mengatakan terjadi tren turun. Indikator ini dapat diterapkan baik untuk trading intraday atau pun jangka panjang.
Bagaimana Cara Menggunakan Indikator Tren dalam Trading: Tips dan Trik
Walaupun tampak sangat jelas bagaimana cara trading dengannya dan indikator tren lainnya, terdapat beberapa rekomendasi yang dapat Anda ikuti untuk memperbaiki hasil Anda dan menghindari beberapa kesalahan krusial:
- Indikator trend-following (pengikut tren) adalah indikator lagging (ketinggalan). Ini adalah hal pertama yang perlu Anda ketahui ketika menerapkan alat analisis teknikal tersebut. Apa pun tipe trader Anda atau apakah Anda menggunakan strategi jangka pendek atau jangka panjang, indikator tren tidak akan pernah memberitahukan Anda mengenai tren di masa depan sebelum terjadi. Karenanya, Anda dapat menggunakan indikator momentum untuk mengetahui mengenai pembalikan arah atau koreksi harga sebelum terjadi;
- Ubah periode secara hati-hati. Periode merupakan nilai tertentu berapa candle yang diikutsertakan dalam kalkulasi indikator. Semakin tinggi periode yang Anda pasang, semakin banyak candle yang diikutsertakan dan, karenanya, akan semakin halus garis indikator tren. Pada saat yang sama, semakin rendah periode, akan semakin “tajam” fluktuasi garis indikator;
- Pertimbangkan mengenai penambahan alat analisis teknikal lainnya ke dalam strategi Anda. Walaupun indikator tren kebanyakan dapat digunakan sebagai taktik yang berdiri sendiri, Anda dapat memperkuatnya dengan indikator lain atau alat gambar lain. Adalah ide bagus untuk membuat kombinasi candlestick Jepang dengan indikator tren untuk menemukan titik-titik masuk untuk trading;
- Jangan menaruh indikator secara berlebihan ke dalam grafik. Masalah bagi kebanyakan pemula adalah menaruh banyak indikator dalam satu grafik, berpikir bahwa hal tersebut akan membuat kalkulasi semakin presisi. Bagaimanapun, efek pendekatan tersebut dapat menjadi sepenuhnya kebalikannya. Anda akan kesulitan membaca harga, dan indikator-indikator dapat memberikan sinyal-sinyal berbeda, yang tidak akan memungkinkan Anda untuk menemukan titik-titik masuk tepat pada waktunya;
- Harap diingat bahwa tidak ada indikator trend-following yang sudah ada bakalan memberikan Anda hasil 100% dalam trading. Apa pun indikator yang Anda gunakan atau apa pun janji yang Anda dengar dari para pengembang mengenai indikator trend-following terbaru, mereka gagal dari waktu ke waktu, tergantung pada situasi pasar. Sebagai contoh, indikator-indikator tersebut hampir tidak berguna selama trading dalam rentang horizontal. Karenanya, Anda perlu pikirkan tentang cara memisahkan periode tren dan dalam rentangan tertentu dari fluktuasi harga dalam strategi Anda.
Kesimpulan
Kelima indikator tersebut merupakan “buah ceri di atas”. Terdapat cukup banyak alat analisis teknikal lainnya yang dapat bermanfaat bagi Anda, dan Anda akan menemukan deskripsi mendetail tentangnya dalam blog kami. Harap diingat bahwa indikator apa pun yang Anda gunakan, tidak ada jaminan bahwa Anda akan menghasilkan uang secara konsisten tanpa menggunakan strategi manajemen uang yang sesuai.
Daftar indikator yang disebutkan dalam artikel ini tidaklah lengkap. Walaupun mereka adalah alat analisis teknikal yang paling populer, Anda akan menemukan lebih banyak indikator yang mengikuti tren di platform Binolla.
FAQ / Pertanyaan Umum
Apa Indikator Tren yang Terbaik?
Mustahil mengatakan indikator mana yang terbaik untuk mendefinisikan tren pasar. Sementara MA (moving average) adalah indikator klasik sepanjang waktu yang digunakan banyak trader sebagai indikator dasar dalam alat analisis teknikal mereka, adalah mustahil menyatakan bahwa MA merupakan yang terbaik. Setiap trader memutuskan indikator mana yang terbaik bagi diri mereka sendiri.
Apa Indikator Tren yang Paling Akurat?
Tidak ada indikator tren yang dapat dikatakan “paling akurat”. Itu tergantung pada situasi tertentu, dalam strategi trading Anda, dan pengaturan Anda. Sebagai contoh, jika Anda menempatkan versi dasar MA (moving average) pada grafik, Anda akan melihat bahwa hampir tidak mungkin untuk bertransaksi dengannya. Selain itu, Anda akan sulit mendefinisikan tren menggunakan solusi dasar ini. Para trader sering mengubah periode indikator untuk menjadikannya lebih bermanfaat bagi mereka.
Apa yang Lebih Baik, SMA atau EMA?
SMA (simple moving average) mendistribusikan bobot secara seragam, sementara EMA (exponential moving average) memberikan bobot lebih kepada harga terakhir, yang menjadikan hasil kalkulasinya lebih tepat waktu dibandingkan SMA. Karenanya, EMA lebih diminati oleh banyak trader dibandingkan SMA.