EMA vs SMA: Pilih Mana untuk Trading Opsi Digital dan CFD yang Sukses

Analisis teknikal merupakan salah satu cara para trader bisa sukses di pasar finansial. Apakah Anda membeli saham, kripto, atau valuta FX secara langsung atau tidak langsung lewat berbagai macam tipe kontrak, dengan menggunakan analisis teknikal, Anda bisa secara signifikan memperbaiki peluang Anda memprediksi gerakan harga selanjutnya dan, jadinya, mengkapitalisasinya. Moving average (MA) termasuk di antara indikator teknikal terpopuler dalam sejarah trading. Walaupun mereka termasuk dalam perangkat tertua, mereka masih relevan.
Dengan menggunakan moving average, para trader bisa menentukan pergerakan pasar sekarang terhadap berbagai periode waktu, dari mayor ke minor, dan bahkan mencari poin masuk. Beberapa moving average terpopuler adalah simple moving average (SMA) dan exponential moving average (EMA). Demi membantu Anda memilih di antaranya, kami telah menyiapkan artikel berikut. Dengan membacanya, Anda akan menemukan perbedaan termasuk contoh-contoh penggunaan untuk keduanya dan bahkan kemungkinan kombinasinya dalam rutinitas trading Anda.
Siap untuk meningkatkan permainan trading ke level yang baru? Gabung Binolla, broker opsi digital paling bereputasi sejauh ini!
Contents
- 1 Dasar-dasar Moving Average
- 2 Simple Moving Average
- 3 SMA = A1 + A2 + … n / n
- 4 Exponential Moving Average
- 5 EMAhariini= (NilaiHariIni* (Penghalusan / 1+Hari)) + EMAkemarin * (1 – (Penghalusan / 1+Hari))
- 6 Perbedaan-perbedaan Penting antara SMA dan EMA
- 7 Kapan Menggunakan SMA dan EMA?
- 8 Mulai Gunakan Indikator-indikator Ini dengan Binolla!
- 9 Pro dan Kontra: Membandingkan Manfaat Penggunaan SMA vs EMA
- 10 Strategi Umum dan Penggunaan
- 11 Kesimpulan: SMA atau EMA – Mana yang Lebih Baik?
- 12 FAQ / Pertanyaan Umum
Dasar-dasar Moving Average
Sebelum menggali lebih dalam, ada baiknya mulai dengan deskripsi daripada konsep utama moving average. Sebuah moving average (MA) merupakan indikator teknikal yang menunjukkan harga rata-rata untuk periode yang spesifik. Misalnya, jika Anda mengambil moving average periode 20 dari tipe mana pun, garisnya akan menunjukkan pada Anda rata-rata harga untuk 20 kandil terakhir.
Moving average membantu para trader mengidentifikasi arah pergerakan harga dengan mengeliminasi kebisingan pasar. Ini merupakan ide pertama dan utama dari penerapan indikator ini.

Sebagaimana bisa Anda lihat pada grafik/chart, SMA50 mendemonstrasikan arah tren dalam cara yang jelas dan sederhana. Jika garis mengarah ke atas, tren bullish sedang berkembang, sementara ketika garis berubah kemiringannya menurun, maka tren turun sedang berkembang.
Sebelum melanjutkan lebih jauh, satu hal lagi yang harus dipertimbangkan. Moving average merupakan indikator lagging (tertinggal). Hal ini berarti bahwa garisnya dibangun setelah harga dan bukan mendahuluinya. Hal ini menciptakan sedikit ketidaknyamanan, namun secara umum, jika Anda memahami secara jelas konsepnya dan menggunakan moving average dengan cara yang benar, perangkat ini bisa menjadi sangat membantu.
Simple Moving Average
Sekarang, mari bergerak lebih jauh dengan simple moving average (SMA). Sesuai namanya, ini merupakan moving average standar yang dikalkulasi sebagai rata-rata harga untuk periode yang spesifik. Ini menghaluskan fluktuasi-fluktuasi harga, memberikan Anda gambaran yang jelas tentang masa lalu dan pergerakan harga saat ini.
Rumus SMA adalah sebagai berikut:
SMA = A1 + A2 + … n / n
Di mana:
A – setiap poin data
n – jumlah periode
Fitur-fitur kunci simple moving average, atau SMA, termasuk:
- Pembobotan yang sama. Setiap poin daripada moving average sama pentingnya dengan poin penting lain dari indikator.
- Kehalusan dan stabilitas. Simple moving average stabil dengan pembobotan yang sama.
- Memberikan gambaran yang lebih baik tentang tren yang lebih besar.
Para trader mengaplikasikan SMA dalam bermacam-macam situasi. Misalnya, menggunakan indikator ini, mereka bisa menyoroti level-level support dan resistance mayor, mencari poin entri dengan strategi Golden Cross dan Death Cross, atau sekadar menyaring kebisingan pasar.
Ketika menggunakan SMA, Anda harus menyadari tentang waktu reaksinya yang lebih lambat, yang bisa menjadi kekurangan, khususnya ketika Anda trading opsi digital atau menggunakan scalping berirama cepat atau strategi intraday dalam trading CFD.
Exponential Moving Average
Tidak seperti simple moving average, yang merupakan garis klasik, yang exponential memberikan lebih banyak pembobotan terhadap harga-harga terkini. Ini masih menghaluskan data harga, namun reaksi terhadap aksi pasar lebih cepat. Rumus EMA adalah sebagai berikut:
EMAhariini= (NilaiHariIni* (Penghalusan / 1+Hari)) + EMAkemarin * (1 – (Penghalusan / 1+Hari))
Ini bekerja dengan cara sebagai berikut: SMA menganggap semua kandil sama di dalam periode yang dipilih, sementara EMA menerapkan pembobotan pengali, yang memberikan tingkat kepentingan lebih terhadap harga yang lebih baru. Fitur ini, pada gilirannya, menjadikan EMA sangat populer di kalangan trader jangka pendek. Sehubungan dengan aspek-aspek kunci indikator, termasuk:
- Reaksi yang lebih cepat terhadap perubahan harga yang baru.
- Sensitivitas lebih terhadap perubahan harga, yang memberikan kesempatan entri dan keluar lebih cepat.
- Indikator ini difavoritkan oleh para trader aktif.
Untuk kesimpulan singkatnya, indikator ini memungkinkan Anda menangkap perubahan harga pada tahap-tahap yang lebih awal dibandingkan dengan SMA, namun Anda harus siap dengan penjebolan palsu. Jadinya, trader yang lebih konservatif lebih memilih SMA.
Perbedaan-perbedaan Penting antara SMA dan EMA
Sekarang Anda mengetahui dasar-dasar fitur dari keduanya, ada baiknya membandingkannya. Pada pandangan pertama, keduanya tampak serupa, dengan garis halus mengikuti fluktuasi-fluktuasi harga. Namun, cara kerja di dalamnya menjadikan mereka sedikit berbeda, dan perbedaan ini dapat memberikan Anda keuntungan dalam trading ketika Anda memahami pada situasi mana untuk mengaplikasikan masing-masing moving average ini.
| Fitur | Simple Moving Average (SMA) | Exponential Moving Average (EMA) |
| Metode Kalkulasi | Pembobotan yang sama terhadap semua poin data dalam periode | Pembobotan lebih berat terhadap poin-poin data terkini |
| Rensponsivitas | Lebih lambat, tertinggal perubahan harga | Lebih cepat, bereaksi lebih cepat terhadap pergerakan harga terkini |
| Waktu Sinyal | Sinyal belakangan, mengonfirmasi tren | Sinyal lebih dulu, menangkal momentum lebih awal |
| Sensitivitas Kebisingan | Lebih tidak sensitif, lebih halus | Lebih sensitif, cenderung lebih ada sinyal palsu dalam pasar yang berantakan |
| Penggunaan Terbaik | Analisis tren jangka panjang, support/resistance mayor | Trading jangka pendek, momentum, entri/keluar cepat |
| Periode Umum | 50, 100, 200 | 8, 13, 21, 50 |
| Dampak Psikologis | Memberikan stabilitas dan kepercayaan diri bagi trader konservatif | Menarik bagi trader agresif yang nyaman dengan kebisingan pasar |
| Kinerja dalam Pasar Sideways | Lebih baik, lebih sedikit lonjakan tajam | Buruk, banyak penjebolan palsu |
| Kinerja dalam Pasar dengan Tren | Baik untuk konfirmasi tren | Sangat baik untuk menangkap perubahan tren lebih awal |
| Penggunaan dalam Strategi Populer | Golden Cross / Death Cross (SMA 50/200) | EMA crossover (misalnya EMA 9/21) |
| Kompleksitas | Mudah dipahami dan dikalkulasi | Sedikit lebih kompleks karena faktor pembobotan |
| Jeda Waktu | Jeda waktu lebih besar | Jeda waktu lebih sedikit |
| Kecocokan untuk Trading Intraday | Kurang cocok | Sangat cocok |
| Kombinasi dengan Indikator Lain | Sering dikombinasi dengan indikator tren atau momentum | Sering digunakan dengan osilator dan volume |
Kapan Menggunakan SMA dan EMA?
Perbedaan di antara kedua macam garis ini sekarang jelas dan nyata. Bagaimanapun, kapan untuk mengaplikasikan masing-masing indikator dalam trading dunia nyata? Jawaban terhadap pertanyaan ini akan diberikan dalam bahasan selanjutnya. Pertama bahwa Anda harus memahaminya sebelum memilih salah satu dari keduanya, Anda harus berpikir tentang gaya trading Anda termasuk pula mengecek kondisi pasar saat ini.
Jika Anda perlu mengidentifikasi tren pasar, maka Anda bisa menggunakan SMA untuk mendapatkan gambaran besar. Garis ini akan menyoroti tren mayor tanpa menekankan fluktuasi harga terkini. Misalnya, jika Anda mengaplikasikan SMA50, Anda akan mendapatkan gambaran jelas tentang tren jangka menengah daripada grafik.
Para trade juga bisa mengaplikasikan EMA untuk identifikasi tren, namun yang satu ini akan menunjukkan kepada Anda arah pergerakan harga jangka pendek. Para partisipan pasar sering menggunakan EMA20 untuk bisa melihat bagaimana harga akan bereaksi terhadap fluktuasi harga baru-baru ini.
Sehubungan dengan entri dan keluar, exponential moving average bisa digunakan dalam pasar yang bergerak cepat. Garis ini ideal untuk mencari berbagai macam peluang pasar bagi para trader jangka pendek (scalping dan intraday). Di sisi lain, ketika menggunakan SMA, Anda bisa menerima konfirmasi ide-ide trading Anda, yang merupakan pilihan sangat bagus untuk ditransaksikan dalam cara yang lebih aman dan terjamin.
Bagaimanapun, Anda harus ingat bahwa kedua macam garis bisa disesuaikan dengan sempurna untuk trading dalam kondisi tren. Sehubungan dengan pasar yang sideways, tidak ada dari kedua garis ini yang sempurna. Namun, ketika berkaitan dengan SMA, garis ini menawarkan kinerja yang sedikit lebih baik karena memungkinkan Anda menyaring beberapa kebisingan dan menghindari penjebolan palsu.
Pro dan Kontra: Membandingkan Manfaat Penggunaan SMA vs EMA
Sementara moving average dari kedua macam tipe bisa menjadi sangat bermanfaat, keduanya memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Mengetahuinya juga bisa menjadi sangat membantu bagi para trader sebelum memilih atau bahkan memutuskan untuk menggabungkan keduanya dalam strategi mereka.
Simple Moving Average
| Positif | Negatif |
| SMA ini memberikan stabilitas dan kemulusan, yang sangat bagus untuk menyaring kebisingan pasar dan berfokus pada fluktuasi harga dalam jangka yang lebih panjang | Reaksi lebih lambat terhadap perubahan harga terkini tidak memungkinkan garis ini untuk digunakan sebagai indikator yang bisa diandalkan untuk poin entri dan keluar |
| Dengan menggunakan simple moving average, trader bisa menerima konfirmasi yang bisa diandalkan dari penjebolan (breakout) dan tren terkini untuk bisa yakin tentang poin entri dan keluar | Para trader yang menggunakan SMA mungkin mendapatkan momentum lebih awal |
| SMA digunakan secara luas oleh para trader dan terkadang bertindak sebagai level support dan resistance yang terpenuhi sendiri | Simple moving average kurang bermanfaat dalam periode waktu yang lebih kecil |
Exponential Moving Average
| Positif | Negatif |
| EMA efektif untuk reaksi lebih cepat terhadap perubahan harga terkini, yang menjadikannya perangkat sangat bagus bagi mereka yang ingin menangkap tren baru lebih dulu | EMA lebih sensitif terhadap kebisingan pasar, yang menjadikannya kurang bisa diandalkan karena memberikan lebih banyak sinyal palsu |
| Indikator ini bisa digunakan oleh para trader yang mengaplikasikan strategi penjebolan berdasarkan momentum | EMA sering menyebabkan trading yang kebablasan (overtrading) |
| Secara umum, indikator ini lebih baik digunakan untuk metode trading berirama cepat | Indikator ini kurang bisa diandalkan sebagai level support dan resistance mayor |
Strategi Umum dan Penggunaan
Para trader sering menggunakan berbagai macam moving average dalam strategi trading mereka. Bab ini mengandung beberapa metode paling populer dan teruji waktu bagi kedua tipe indikator ini.
Golden Cross dan Death Cross (SMA)

Salah satu strategi terpopuler dengan SMA adalah menggunakan dua garis dengan periode 50 dan 200. Idenya sederhana. Anda perlu menunggu hingga kedua garis saling menyilang satu sama lain. Jika SMA yang lebih cepat menyilang yang lebih lambat dari bawah, sinyal beli terjadi. Jika SMA yang lebih cepat menyilang yang lebih lambat dari atas, sinyal jual terjadi.
Kapan untuk membeli dengan strategi ini? Momen crossover/penyilangan itu sendiri tidak menyediakan sinyal yang jelas. Karenanya, Anda bisa melihat momentum harga. Jika harga menjebol level resistance lokal, memberikan konfirmasi sinyal beli.
Di sisi lain, ketika terjadi situasi death cross, Anda bisa menjual ketika crossover terjadi dan pada momen ketika harga menjebol ke bawah level support lokal. Strategi ini tidak bisa digunakan bagi para trader opsi digital sebagaimana sinyalnya tidak jelas, dan momentum awal berakhir dengan momen ketika salah satu dari penyilangan ini terjadi.
Strategi Crossover EMA

Mirip dengan crossover SMA, para trader bisa mengaplikasikan dua exponential moving average untuk mencari poin entri. Namun, kali ini Anda harus menggunakan periode 9 dan 21. Sinyal beli datang ketika EMA yang lebih cepat menyilang yang lebih lambat dari bawah, dan sinyal jual muncul ketika EMA yang lebih cepat menyilang yang lebih lambat dari atas.
Strategi ini bisa digunakan oleh para trader opsi digital dan CFD karena menangkap pergerakan harga yang lebih cepat. Namun, dalam kedua kasus, Anda harus waspada dengan kemungkinan penjebolan palsu. Lebih baik membuka posisi ketika harga menyeberangi kedua moving average, sebagaimana momentum muncul pada momen ini. Jadi, untuk membeli kontrak Lebih Tinggi, Anda harus menunggu hingga harga menghasilkan penjebolan ke atas, sementara untuk membeli kontrak Lebih Rendah, tunggu hingga harga menghasilkan penjebolan ke bawah daripada kedua garis.
Level Support dan Resistance Dinamis

Yang satu ini bukanlah strategi itu sendiri, namun sebuah kesempatan bagi trader untuk menyaring ketika bull atau bear mengendalikan pasar. Ketika harga di atas SMA50, ini berarti bahwa bull mengendalikan pasar. Karenanya, Anda bisa menggunakan strategi beli apa pun untuk masuk ke pasar, seperti swing trading, strategi breakout/penjebolan, dll. SMA50 berperan sebagai level support dalam hal ini, dan Anda bisa menempatkan stop loss di bawahnya.
Di sisi lain, Anda bisa mencari entri untuk short ketika harga di bawah SMA50, sebagaimana garis dinamis akan bertindak sebagai level resistance dalam hal ini. Setelah Anda di dalam pasar, Anda bisa menempatkan stop loss di atas garis.
Kesimpulan: SMA atau EMA – Mana yang Lebih Baik?
Kedua moving average bisa menjadikan strategi Anda lebih masuk akal jika Anda mengetahui alasan persisnya untuk mengaplikasikannya. Misalnya, jika Anda menambahkan SMA, Anda memperkirakan cukup stabilitas dan konsistensi untuk mengidentifikasi tren yang lebih panjang atau menggunakannya sebagai level support dan resistance. EMA, pada gilirannya, memberikan Anda informasi tentang perubahan harga terkini, yang bisa bermanfaat jika Anda mencari entri jangka yang lebih pendek. Bagaimanapun, moving average merupakan indikator kuat yang bisa secara signifikan meningkatkan hasil trading Anda. Dengan mengetahui kekuatan dan kelemahannya, Anda tentunya akan meningkatkan kinerja trading Anda.
FAQ / Pertanyaan Umum

Moving average mana, EMA atau SMA, yang lebih baik untuk pemula?
Para pemula sering memulai trading mereka dengan simple moving average, berpikir bahwa SMA lebih mudah digunakan karena lebih halus dan kurang sensitif terhadap kebisingan harga. Bagaimanapun, bahkan jika Anda memilih jalur ini, Anda juga bisa mencoba EMA dan mencari tahu yang mana yang akan lebih cocok dengan gaya trading Anda.
Bisakah saya kombinasikan kedua moving average dalam trading?
Ya, tentu. Kedua moving average ini tidak saling bertentangan, yang berarti bahwa Anda bisa mencari penggunaannya ketika keduanya akan bisa diterapkan.
Moving average mana yang lebih baik untuk daytrading?
Exponential moving average lebih baik untuk daytrading. Ini karena fakta bahwa yang satu ini memberikan tingkat kepentingan lebih terhadap harga yang lebih baru bukannya menyebar pembobotan ke seluruh periode.
Bisakah saya bergantung sepenuhnya dengan moving average?
Ya, dalam beberapa strategi seperti crossover/penyilangan, Anda bisa menggunakan hanya moving average. Bagaimanapun, Anda bisa juga menciptakan strategi Anda sendiri dengan menggabungkan moving average dengan indikator/alat teknikal lainnya.
