Stop Loss dan Take Profit: Alat Paling Ampuh dalam Manajemen Risiko yang Harus Digenggam Setiap Trader

Memiliki strategi trading yang baik adalah sangat penting karena akan memungkinkan Anda untuk membuat keputusan pasar berbasis informasi berdasarkan pada pergerakan saat ini dan masa lalu. Mempelajari konteks pasar juga sangat penting karena Anda akan memahami alasan-alasan di balik setiap tren atau swing. Bagaimanapun, hal-hal ini bukanlah satu-satunya aspek yang harus Anda ketahui dan gunakan ketika trading dalam Forex. Manajemen risiko akan memungkinkan Anda untuk mempertahankan saldo positif di antara profit dan kerugian serta menghasilkan perolehan yang konsisten seiring waktu. Dengan membaca artikel ini, Anda akan belajar tentang alat yang paling ampuh daripada manajemen risiko dalam trading ini dan bagaimana cara menerapkannya secara tepat dalam sesi-sesi trading Anda.
Mencari broker opsi digital dan Forex yang bisa diandalkan? Gabung Binolla dan nikmati semua manfaat dari perusahaan yang teregulasi bersama dengan ratusan aset di dalamnya.
Contents
- 1 Poin-poin Penting
- 2 Order Stop Loss dan Take Profit: Mengapa Para Trader Menggunakannya?
- 3 Praktikkan memasang stop pada akun demo!
- 4 Teknik-teknik Stop Loss Terpopuler
- 5 Bagaimana Cara Menempatkan Order Stop Loss pada Platform Binolla Webtrader
- 6 Trailing Stop Loss
- 7 Kesalahan-kesalahan Utama Ketika Menggunakan Order Stop Loss
- 8 Membandingkan Trading Dengan Atau Tanpa Alat Manajemen Risiko
- 9 Kesimpulan
- 10 FAQ / Pertanyaan Umum
Poin-poin Penting
- Ada tiga alat manajemen risiko utama: order stop loss, take profit, dan trailing stop;
- Stop loss melindungi Anda dari eksposur risiko yang lebih besar, sementara take profit memungkinkan partisipan pasar untuk mempertahankan perolehan;
- Trader bisa menggunakan beberapa metode untuk menetapkan stop loss;
- Trailing stop merupakan stop loss dengan perkuatan yang “trail” (membuntuti) harga ketika bergerak sesuai dengan keinginan Anda.
Order Stop Loss dan Take Profit: Mengapa Para Trader Menggunakannya?
Trading bukan hanya tentang profit. Bahkan strategi paling sukses akan memberikan Anda sekitar 60-70% transaksi dengan profit, sementara 30-40% di antaranya akan memiliki hasil negatif. Karenanya, Anda perlu untuk bisa memotong kerugian Anda demi mempertahankan saldo positif seiring waktu. Anda bisa melakukannya secara manual dengan cukup menutup posisi trading di platform ketika Anda berpikir kerugian Anda cukup besar, atau Anda bisa menggunakan stop loss untuk melakukannya secara otomatis.
Kebanyakan trader profesional lebih memilih cara kedua karena banyak faktor. Stop loss merupakan tipe order khusus yang memungkinkan Anda secara mengotomatiskan sebagian trading anda. Ketika dipasang, Anda tidak perlu lagi mengikuti posisi Anda sebagaimana risiko Anda telah dipotong oleh order spesifik ini. Jika Anda menggunakan order take profit, Anda memasang level yang diinginkan di mana posisi trading akan ditutup dengan profit. Karenanya, jika Anda mengintegrasikan keduanya dalam strategi trading Anda, Anda tidak perlu lagi memantau posisi trading Anda. Posisi akan ditutup baik oleh stop loss atau take profit.
Otomatisasi bukanlah satu-satunya alasan bagi trader untuk menempatkan stop loss. Banyak partisipan pasar menaruh tipe order ini untuk memitigasi pengaruh emosi. Ketika Anda menaruh stop loss, Anda memasang level risiko terlebih dulu, dan Anda bisa merelakan kerugian pada level yang spesifik. Ketika tidak, Anda mungkin tidak ingin menutup posisi trading Anda pada level kerugian spesifik, berpikir bahwa harga akan berbalik arah sesuai keinginan Anda.
Harap diingat bahwa menaruh stop loss tidak menjamin bahwa Anda tidak akan memindahkannya di masa depan. Memindahkan stop loss merupakan salah satu bencana terbesar yang dapat dilakukan para trader bagi dirinya sendiri. Bagaimanapun, dengan menempatkan tipe order ini, kemungkinan bahwa Anda akan memindahkannya atau bahkan mencabutnya menjadi berkurang.
Andrew Barkins – Trader Binolla
Memindahkan stop loss merupakan salah satu dosa terbesar saya sebagai seorang trader di masa lalu. Saya biasa cukup sering melakukannya, dan kemudian, ketika saya melihat saldo saya di akhir bulan, saya melihat bahkan dengan strategi yang cukup bisa diandalkan, hasil saya di bawah ekspektasi saya. Terkadang, saya biasa untuk menutup bulan dengan profit nol dan bahkan dengan kerugian. Alasannya sederhana – ketika saya memindahkan stop loss, saya meningkatkan kerugian saya, dan hal itu memakan profit saya. Setelah saya berhenti melakukannya, saya mulai menumbuhkan saldo saya.
Ivetta Garcia – Psikolog Bersertifikat, Penulis Binolla
Pertimbangkan memindahkan stop loss sebagai berbohong terhadap diri Anda sendiri. Ketika Anda melakukannya, Anda melenceng dari perencanaan trading Anda sebelumnya dan menempatkan saldo Anda dalam bahaya. Harap diingat bahwa ketika trading dengan CFD yang menggunakan leverage, khususnya dengan leverage yang tinggi, Anda menempatkan semua uang Anda dalam risiko, dan eksposur risiko Anda meningkat secara signifikan. Ketika menggunakan stop loss dengan tepat, Anda bisa mengatasi emosi Anda dan menumbuhkan profit Anda seiring waktu.
Ada alasan yang “tidak-terlampau-jelas” untuk menggunakan order stop loss. Sementara platform-platform dan server-server modern menggunakan teknologi canggih, Anda tidak bisa menjamin bahwa tidak akan ada permasalahan koneksi di sisi Anda. Jika ini terjadi, Anda akan kehilangan koneksi ke server dan tidak akan bisa menyesuaikan posisi Anda atau menutupnya. Ketika Anda menempatkan stop loss, order ini mengirim langsung ke server dan tetap di sana hingga posisi ditutup atau Anda memutuskan untuk menyesuaikannya. Apa pun itu, bahkan jika Anda kehilangan koneksi, stop loss yang telah Anda tempatkan sebelum koneksi terinterupsi akan terpicu ketika harga yang ditetapkan tercapai. Karenanya, dengan menggunakan stop loss, Anda bisa turut memitigasi risiko-risiko non-trading.
Teknik-teknik Stop Loss Terpopuler
Bahkan jika Anda memutuskan untuk menempatkan stop loss, Anda harus menggunakannya secara bijak demi keberhasilan. Dengan menempatkannya secara acak, Anda tidak akan mendapatkan hasil yang diinginkan. Ada beberapa teknik penggunaan stop loss dalam trading yang akan Anda pelajari dengan membaca beberapa paragraf berikut.
Menggunakan Beberapa Posisi
Terkadang para trader profesional menempatkan beberapa order dengan beberapa stop loss ketimbang hanya satu. Mereka melakukan ini demi bertransaksi dengan presisi yang lebih tinggi lagi. Pendekatan ini memungkinkan Anda untuk mendiversifikasi strategi manajemen risiko dan uang Anda. Misalnya, Anda melihat bahwa level resistance saat ini pada EUR/USD adalah pada 1,1400. Resistance lokal terdekat berikutnya ada pada 1,1440. Dan nilai tertinggi dari batang candle sebelumnya adalah pada 1,1455. Anda bisa membagi order Anda ke dalam tiga bagian, dan masing-masing memiliki stop loss di atas level-level tersebut. Jadi, Anda akan mendiversifikasi risiko Anda.
Level-level Stop Loss dan Break-Even
Memindahkan stop loss melawan prediksi Anda dapat menjadi sangat merusak. Bagaimanapun, memindahkannya sesuai ide trading Anda dapat menjadi solusi hebat. Misalnya, Anda telah membeli EUR/USD pada 1,1330 dan menempatkan stop loss pada 1,1300. Jika harga bergerak lebih tinggi dan mencapai 1,1350, misalnya, Anda bisa memindahkan stop loss ke 1,1330.
Sekarang, bahkan jika pasangan mata uang ini bergerak turun dan stop loss terpicu, Anda tidak akan rugi apa pun. Bagaimanapun, Anda harus berhati-hati ketika kehilangan teknik ini. Menempatkan stop loss terlalu dekat dengan harga saat ini dapat menyebabkan kehilangan kesempatan untuk menghasilkan uang.
Kalkulasi Matematika daripada Stop Loss
Salah satu teknik terpopuler yang digunakan para trader profesional adalah mengkalkulasi stop loss. Ada yang disebut risk-to-reward ratio yang memungkinkan Anda untuk mengetahui seberapa banyak yang bisa Anda rugi atau dapatkan di muka selama transaksi berikutnya. Apa yang penting di sini adalah bahwa pendekatan ini memungkinkan Anda untuk mengetahui di muka seberapa yang bisa Anda dapatkan seiring waktu dan, karenanya, merencanakan aktivitas trading Anda dalam jalan yang benar.
Metode risk-to-reward memungkinkan Anda menempatkan jumlah risiko yang diinginkan dibandingkan dengan jumlah profit akhir yang Anda inginkan. Kebanyakan trader profesional memasangnya setidaknya 1:3, yang berarti bahwa Anda menaruh 10 pip dalam risiko sementara Anda bisa memperoleh 30 pip jika harga bergerak sesuai keinginan Anda.
Mengapa pendekatan ini bisa diandalkan? Jika Anda menutup 10 posisi trading bahkan dengan probabilitas sama 50%, Anda akan menghasilkan uang bukannya kehilangan. Bayangkan situasi sebagai berikut. Seorang trader telah menutup 10 posisi trading, dengan 5 di antaranya dengan hasil positif dan 5 di antaranya negatif. Ia menggunakan pendekatan 1:3 dalam tiap posisi trading, yang berarti ia menaruh risiko 10 pip dan memperoleh 30 pip sebagai hasil.
Pada akhir rentetan trading yang dilakukannya, ia mendapatkan kerugian 50 pip (5*10=50) dan profit 150 pip (5*30=150). Jadi, secara total, trader memperoleh 100 pip untuk 10 posisi trading dengan profitabilitas 50%.
Pavan – Trader Binolla
Ketika saya mulai menggunakan pendekatan ini, hasil saya meningkat. Sementara terkadang tidak mungkin untuk mendapatkan 1:3, bahkan dengan 1:2, saya berhasil meningkatkan profit saya. Satu-satunya hal adalah untuk berpegang teguh pada strategi ini, yang terkadang bisa sulit, khususnya ketika Anda mulai menggunakannya. Emosi dapat menyebabkan Anda merusak aturannya. Apa yang saya rekomendasikan adalah menempatkan order stop loss dan take profit dan menutup platform atau cukup pergi dan lakukan hal lain. Anda bisa memantau transaksi dari waktu ke waktu, tapi Anda jangan menginterferensinya. Biarkan saja tertutup dengan sendirinya.
Bagaimana Cara Menempatkan Order Stop Loss pada Platform Binolla Webtrader
Sebelum mendalami lebih jauh tentang bagaimana cara menempatkan jarak antara harga masuk dan order stop loss, ada baiknya melihat bagaimana cara memulainya pada platform Binolla Webtrader. Stop loss dapat ditempatkan selama pembukaan order atau bahkan ketika posisi trading telah aktif. Mari lihat bagaimana cara menempatkan stop loss ketika Anda membeli atau menjual sebuah aset:

- Klik tombol New Order / Order Baru pada bagian atas platform.
- Tentukan volume transaksi.
- Tekan “+” atau “-” pada kolom di bawah Stop Loss untuk mulai. Anda juga dapat mengindikasikan level eksak atau menariknya ke grafik untuk menggerakkan stop loss ke level yang diinginkan.
- Tekan Sell by Market / Jual oleh Pasar atau Buy by Market / Beli oleh Pasar untuk menginisiasi transaksi.
Sekarang Anda telah memasuki pasar/market, stop loss akan ditempatkan. Anda juga dapat mengubah posisinya dengan mengklik pada garis stop loss dan menariknya ke level yang diinginkan.
Menempatkan Order Stop Loss/Take Profit di Atas/di Bawah Level Tertentu
Pendekatan selanjutnya yang dapat Anda gunakan untuk memasang stop loss dan take profit adalah menempatkannya di atas atau di bawah level spesifik.

Dalam contoh di atas, Anda bisa melihat bahwa trader dapat menggunakan level resistance untuk memasang stop loss. Sebagaimana bisa Anda lihat, kemudian, harga bergerak turun. Jadi, menempatkan order stop loss di suatu tempat di atas level resistance merupakan ide bagus. Jaraknya bisa dikalkulasi dengan rasio risk-to-reward milik Anda. Misalnya, jika Anda merencanakan untuk menangkap 30 pip sebagai profit, maka Anda bisa menempatkannya di atas level resistance pada jarak 10 pip.

Dalam contoh yang ini, kita mendapatkan pola shooting star yang memungkinkan kita untuk menempatkan order jual. Stop loss bisa ditempatkan di atas level resistance. Sehubungan dengan jaraknya, tempat terbaik adalah di atas puncak formasi shooting star. Jarak antara level penutupan harga daripada shooting star dan puncak dari pola adalah 40 pip. Jadi, Anda harus menempatkan stop loss Anda pada 40 pip dari titik masuk. Sehubungan dengan take profit, Anda bisa memasangnya pada 80 pip.

Ini bukanlah pola hammer karena memiliki badan yang cukup besar, namun buntut yang panjang memungkinkan kita untuk masuk di posisi “long”. Sehubungan dengan order stop loss, Anda bisa menempatkannya di bawah cekungan formasi ini. Bahkan tanpa menghitungnya, Anda bisa melihat bahwa jarak dari buntut ditutupi banyak kali oleh pergerakan naik yang akan datang, yang berarti bahwa menempatkan stop loss di sana merupakan keputusan yang layak.
Trailing Stop Loss
Terlepas dari stop loss yang bisa Anda tempatkan pada platform Binolla Webtrader, Anda juga bisa memasang trailing stop yang merupakan modifikasi dari order stop loss. Perbedaan di antara mereka adalah bahwa order stop loss klasik bisa dipasang pada level yang diinginkan, dan tetap bertahan di sana hingga Anda menggerakkannya secara manual atau mencabut order tersebut.
Order trailing stop merupakan fitur khusus yang memungkinkan Anda untuk menggunakan pendekatan manajemen risiko yang lebih bijak. Hal utama adalah bahwa order ini dipasang pada jarak tertentu dan “trail” (mengikuti) harga ketika bergerak sesuai keinginan Anda.
Ketika menempatkan order trailing stop, Anda perlu menetapkan jarak yang diinginkan antara harga dan level stop loss. Anda bisa melakukannya dengan cara yang sama sebagaimana Anda mendefinisikan jarak antara order stop loss klasik dan nilai harganya. Bagaimanapun, ada juga fitur lain yang memungkinkan Anda memasang suatu jarak di mana order trailing stop akan terpicu. Ketika harga melingkupi jarak ini sesuai keinginan Anda, order akan secara otomatis terpicu. Harap diingat bahwa sebuah trailing stop bergerak hanya pada arah posisi Anda.
Jika Anda membeli aset, maka trailing stop bergerak semakin tinggi, mengikuti posisi Anda pada jarak spesifik yang Anda tetapkan. Jika Anda menjual pasangan mata uang, saham, atau mata uang kripto, maka trailing stop akan bergerak turun mengikuti harga. Bagaimanapun, ketika harga bergerak ke arah yang berlawanan, order trailing stop akan tetap tidak bergerak. Ketika harga mencapainya, order terpicu, dan posisi trading ditutup.
Mari lihat contoh. Trader memutuskan untuk membeli EUR/USD pada 1,0800. Ia menempatkan trailing stop pada 1,0780 dengan jarak 20 pip antara stop dan harga. EUR/USD bergerak ke 1,0830, dan trailing stop bergerak pula dan mencapai 1,0810 (sebagaimana bisa Anda lihat, jarak antara harga dan trailing stop tetap sama). Pasangan mata uang bergerak naik kembali dan mencapai 1,0850. Order trailing stop mengikuti harga dan mencapai 1,0830. Pada titik ini, EUR/USD berbalik arah dan bergerak ke 1,0840. Trailing stop masih pada 1,0830. Pergerakan turun lainnya menyebabkan EUR/USD mencapai 1,0830. Posisi trading ditutup secara otomatis ketika level ini tercapai.
Haruskah Saya Menggunakan Order Trailing Stop?
Dengan menempatkan order trailing stop bukannya stop loss klasik, Anda bisa menempatkan manajemen risiko Anda ke level selanjutnya dan melindungi perolehan Anda jika harga bergerak tiba-tiba ke arah sebaliknya. Dalam contoh di atas, Anda bisa melihat bahwa EUR/USD mencapai 1,0850 dan kemudian berbalik arah dan mencapai 1,0830, di mana order trailing stop terpicu. Karenanya, Anda akan mendapatkan 30 pip dalam situasi ini.
Bagaimanapun, menggunakan order trailing stop bisa juga membahayakan. Jika kita ambil contoh yang sama di mana harga bergerak semakin rendah setelah mencapai 1,0830, maka Anda bisa mempertahankan perolehan Anda. Bagaimanapun, jika harga kembali bergerak semakin tinggi dari 1,0820, Anda akan berada di luar pasar pada momen ini, yang berarti bahwa Anda tidak bisa mengkapitalisasi bagian tren naik yang akan datang.
Kesalahan-kesalahan Utama Ketika Menggunakan Order Stop Loss
Menempatkan stop loss merupakan ide hebat. Bagaimanapun, Anda harus paham tentang bagaimana cara melakukannya dengan cara yang benar. Berikut beberapa kesalahan yang sering terjadi yang bisa Anda lakukan ketika menempatkan order pending ini:
- Menempatkan stop yang ketat. Beberapa trader menempatkan stop yang dekat dengan titik masuk. Ini dapat menghasilkan kerugian akibat volatilitas. Demi menghindari kesalahan ini, Anda harus memperhitungkan volatilitas dan aspek-aspek lainnya;
- Stop yang terlalu lebar. Situasi kebalikannya adalah ketika trader menempatkan stop yang lebar, karena mereka takut kehilangan uang. Bagaimanapun, hal ini dapat merusak aturan manajemen risiko. Stop loss harus didasarkan pada sistem manajemen risiko dan uang Anda;
- Tidak merevisi stop loss. Direkomendasikan untuk memindahkan stop loss jika harga bergerak sesuai kemauan Anda. Dengan menempatkan stop loss pada nilai break-even atau nilai yang seimbang dalam area positif, Anda akan mengunci dalam profit;
- Mengabaikan komisis trading. Menempatkan stop loss tanpa memperhatikan spread dan komisi lainnya dapat menyebabkan kegagalan. Senantiasa cek perbedaan antara harga bid dan ask sebelum memasang order ini;
- Menempatkan stop loss pada level yang jelas. Harga dapat membuat penembusan palsu sebelum bergerak ke arah yang Anda perkirakan. Merupakan ide bagus untuk menempatkan stop loss sedikit di atas level yang jelas;
- Mencabut stop loss. Beberapa trader mencabut stop loss atau memindahkannya melawan perkiraan mereka, berharap bahwa situasinya akan membaik. Hal ini dapat menghasilkan kerugian yang lebih besar. Sesuaikan stop loss hanya jika sesuai kemauan Anda.
Membandingkan Trading Dengan Atau Tanpa Alat Manajemen Risiko
Sekarang Anda telah mengetahui semua alat utama yang akan membantu Anda mengelola risiko Anda, mari lihat bagaimana mereka dibandingkan dengan parameter-parameter yang berbeda.
Aspek | Trading Tanpa Stop Loss | Trading Dengan Order Stop Loss | Trading Dengan Order Trailing Stop |
Manajemen Risiko | Tanpa proteksi risiko, eksposur 100% terhadap risiko trading dan non-trading | Kerugian terbatas per posisi trading | Risiko terbatas yang disesuaikan tergantung situasi pasar |
Potensi Kerugian Maksimal | Trader merisikokan semua dananya ketika trading tanpa stop loss | Kerugian dibatasi terhadap stop loss | Terbatas dan trader bisa mengunci perolehan |
Pemantauan Manual | Dibutuhkan | Tidak dibutuhkan | Tidak dibutuhkan |
Dampak Emosional | Trader yang tidak menempatkan stop loss rentan terhadap stres yang tinggi | Level stres lebih rendah | Level stres lebih rendah |
Sensitivitas terhadap Volatilitas | Tinggi (kekurangan parah mungkin) | Volatilitas tinggi dapat menyebabkan penutupan posisi | Trailing stop lebih dapat beradaptasi terhadap volatilitas pasar |
Cocok untuk | Trader berpengalaman yang mengetahui bagaimana cara mengendalikan emosinya | Trader pemula dan tingkat lanjut yang ingin mengotomatiskan strategi tradingnya | Trader profesional yang ingin menghasilkan perolehan dalam hal volatilitas pasar dan swing lebih tinggi |
Kesimpulan
Order stop loss, take profit, dan trailing stop digunakan secara luas oleh trader pemula dan profesional demi memitigasi risiko mereka dan menyesuaikan strategi manajemen risiko mereka. Dengan menggunakannya, Anda bisa melindungi diri Anda dari risiko-risiko trading dan non-trading. Bagaimanapun, hanya menempatkan stop loss atau take profit tidak akan membantu Anda menyesuaikan metode manajemen risiko Anda. Anda harus mendalami aturan-aturannya dan memahami pada jarak berapa untuk menempatkan stop loss dalam setiap posisi trading tertentu.
FAQ / Pertanyaan Umum

Apa Rasio Terbaik untuk Stop Loss dan Take Profit?
Rasio terbaik adalah 1:3, yang digunakan oleh kebanyakan trader profesional. Bagaimanapun, Anda bisa menggunakan 1:2 jika Anda melihat posisi trading yang akan datang kemungkinan tidak akan berkembang.
Apa Aturan Stop Loss Terbaik?
Aturan terbaik adalah mengkombinasikan kalkulasi dengan situasi pasar saat ini (level support dan resistance).
Apa Aturan Manajemen Risiko Terbaik?
Menurut aturan manajemen risiko klasik, trader seharusnya tidak menaruh ke dalam risiko lebih dari 1-2% jumlah depositnya.
Mana Lebih Baik – Stop Loss atau Trailing Stop?
Tergantung mana yang lebih cocok untuk Anda. Trailing stop mungkin lebih menguntungkan, namun dalam beberapa kasus, mencegah Anda untuk menghasilkan perolehan yang lebih besar.


