29 Okt, 2024

Pemilu Presiden AS Mendekat: Pasar Finansial Bersiaga

Pemilu Presiden AS Mendekat: Pasar Finansial Bersiaga
Pemilu Presiden AS Mendekat: Pasar Finansial Bersiaga

Katalis harga utama di minggu ini adalah pemilu yang kian mendekat di Amerika Serikat di mana presiden sebelumnya, Donald Trump, berupaya kembali ke Kantor Oval, sementara Kamala Harris melakukan segalanya demi mempertahankan Demokrat untuk tetap di Gedung Putih untuk periode kepresidenannya kembali. Kedua kandidat didukung luas oleh warga negara Amerika dan keduanya memiliki peluang yang hampir sama besar untuk menang. Saat ini sekitar 1% memisahkan keduanya dan sitasinya kemungkinan tidak akan berubah signifikan hingga hari H pemilu.

Ketidakpastian ini utamanya mendukung Dolar AS, emas, dan aset-aset lainnya yang dianggap sebagai “safe-haven” sebagaimana para investor dan trader sedang dalam mode menghindari risiko. Jika Donald Trump kembali ke Kantor Oval, era baru perang dagang dapat dimulai (presiden AS sebelumnya ini menjanjikan akan mengenakan berbagai tarif), yang dapat menghasilkan konsekuensi negatif bagi pertumbuhan perekonomian Eurozone. Selain itu, tarif-tarif baru juga dapat mendorong perekonomian China untuk menurun jika jadi diterapkan. Karenanya, ketakutan semacam ini saat ini membuat para trader dan investor mencari aset-aset yang lebih aman.

Faktor lain yang mendukung Dolar AS adalah ketegangan di Timur Tengah. Israel menyerang infrastruktur Iran di hari Sabtu sebagai respons terhadap serangan Iran pada tanggal 1 Oktober. Ini merupakan satu langkah lebih dekat ke eskalasi, yang membuat para investor dan trader mencari aset-aset safe-haven. Bagaimanapun, di sisi lain, fakta bahwa serangan-serangan hanya menyentuh infrastruktur militer dapat dianggap sebagai de-eskalasi di masa mendatang.

Data AS yang di Depan Mata

Seminggu ke depan akan berlimpah dengan data AS yang akan dianalisis oleh para trader dan investor seluruh dunia. Secara khusus, para partisipan pasar mengantisipasi pembaruan data harga Core PCE MoM (PCE = Personal Consumption Expenditure), yang akan dirilis pada Kamis, 31 Oktober. Menurut berbagai prakiraan, inflasi PCE kemungkinan akan semakin meningkat di bulan September dari 0,1% ke 0,3%, yang dapat menunjang USD sebagaimana The Fed memperhatikan secara ketat parameter ini dan jika inflasi meningkat, FOMC kemungkinan akan menghindari pelonggaran agresif lebih banyak di tahun ini.

Dinamika Indeks Harga Core PCE AS
Dinamika Indeks Harga Core PCE AS

Indikator makroekonomi kunci lainnya untuk dipantau di minggu ini adalah data pasar tenaga kerja AS. Tingkat pengangguran diperkirakan akan bertahan pada 4,1%, sementara lapangan kerja baru di sektor non-pertanian dapat jatuh drastis hingga menyentuh hanya 108.000 dari 254.000 dalam laporan sebelumnya. Pertumbuhan upah diperkirakan melambat menjadi 0,1%.

Para trader dan investor juga mengantisipasi PMI Manufaktur ISM AS (PMI = Purchasing Managers’ Index; ISM = Institute for Supply Management), yang akan dirilis pada hari Jumat. Sementara aktivitas usaha di sektor manufaktur masih di bawah 50, yang mengindikasikan kontraksi, dinamika positif dapat menunjang Dolar AS.

EUR/USD: Para Trader dan Investor Mencari Kumpulan Data Baru

Tema utama bagi para trader dan investor adalah gebrakan selanjutnya oleh European Central Bank terkait dengan kebijakan moneternya. Sementara hampir tidak ada keraguan bahwa bank sentral akan memangkas kembali tingkat suku bunga di tahun ini, ukuran pelonggaran menjadi diperhatikan. Beberapa pejabat ECB telah menyebutkan bahwa terdapat risiko bahwa inflasi akan bertahan di bawah 2% untuk lebih lama.

Dinamika PDB kuartalan Jerman
Dinamika PDB kuartalan Jerman

Ketakutan resesi Jerman dan Eurozone telah mendorong ECB untuk memangkas tingkat suku bunga. Selain itu, tingkat inflasi yang rendah dalam blok moneter ini akan menjadi penentu bagi European Central Bank untuk kembali memangkas tingkat suku bunga di tahun ini. Menurut berbagai prakiraan, perekonomian Jerman dapat berkontraksi sebesar 0,3% jika dibandingkan dengan kuartal kedua, sementara perekonomian Eurozone kemungkinan akan tumbuh sebesar 0,8%, yang mana lebih tinggi daripada 0,6% pada kuartal kedua.

Terlepas dari data PDB (Produk Domestik Bruto), para trader dan investor kemungkinan akan memantau secara ketat data HICP (Harmonized Index of Consumer Prices) untuk bulan Oktober di Jerman dan Spanyol. Sementara HICP Jerman kemungkinan akan tumbuh pada tingkat yang lebih tinggi yaitu 2,1%, HICP Spanyol diperkirakan akan tetap di bawah 2,0%.

Dolar Kanada Menderita Akibat Penurunan Harga Minyak

Ketegangan di Timur Tengah telah berdampak secara signifikan terhadap mata uang CAD. Penurunan harga minyak di hari Senin menghasilkan sedikit tren turun sebagaimana Kanada merupakan salah satu eksportir minyak mayor. Bagaimanapun, tidak hanya harga minyak yang mendorong CAD lebih rendah.

Data PDB Kanada yang akan datang diperkirakan akan menambahkan aspek-aspek negatif dan menaruh tekanan lebih banyak terhadap CAD. Menurut berbagai prakiraan, pertumbuhan perekonomian di Kanada diperkirakan akan melambat menjadi 0,0% secara bulanan dibandingkan 0,2% dalam laporan sebelumnya.

Juga, ada baiknya mencari beberapa petunjuk dari Kepala BoC Macklem yang memberikan beberapa pidato di minggu ini. Pertumbuhan perekonomian yang melambat dapat menstimulasi bank sentral untuk meninjau ulang kebijakan moneternya saat ini dan melakukan penurunan suku bunga kembali di tahun ini. Pertanyaannya adalah apakah pelonggaran kebijakan moneter selanjutnya akan menjadi 25 atau 50 bps. Jika prakiraan terburuk terjadi, BoC kemungkinan akan memiliki ruang yang lebih sedikit untuk bermanuver dan melanjutkan langkah-langkah ekspansifnya.

Akankah BoJ Menurunkan Tingkat Suku Bunga?

Bank of Japan menyelenggarakan pertemuan di minggu ini. Menurut berbagai prakiraan, BoJ kemungkinan akan menghindari langkah-langkah kontraksinya di hari Kamis. Bagaimanapun, ada baiknya memeriksa komentar-komentar para anggota BoJ karena dapat memberikan pencerahan terhadap keputusan kebijakan moneter di masa mendatang.

Menurut data harga konsumen Tokyo terkini inflasi di Jepang di bawah 2%, yang merupakan salah satu faktor yang kemungkinan akan mencegah BoJ kembali menaikkan suku bunganya di tahun ini. Penentuan waktu untuk menaikkan suku bunga selanjutnya menjadi tidak jelas sekarang, namun Bank of Japan kemungkinan akan meningkatkan suku bunga menjadi 1% di akhir tahun 2025.

Penulis
Bagikan
Direkomendasikan
Anda berhasil berlangganan ke newsletter