Euro Mendapatkan Perolehan Terlepas Hasil Pemilu Prancis, Notulen FOMC dan Data Pasar Tenaga Kerja AS dalam Fokus
Partai Barisan Nasional Prancis telah memenangkan tingkat dukungan tertinggi dari pemilih lokal selama pemilu parlemen hari Minggu. Barisan Nasional berada di depan koalisi Front Populer Baru jauh di depan aliansi presiden saat ini. Gagasan Marie Le Pen memenangkan putaran pertama namun masih ada pekerjaan yang harus dilakukan karena belum ada yang diputuskan dan putaran kedua sudah dekat.
Kepala Barisan Nasional menargetkan untuk meraih mayoritas dengan memenangkan 289 dalam parlemen selanjutnya, yang tentunya akan menjadikan hidup Emmanuel Macron menjadi sulit hingga tahun 2027 ketika kampanye presiden selanjutnya dilaksanakan. Terkait dengan presiden, ia sedang bekerja bersama aliansi baru dengan koalisi sayap kiri untuk mengalahkan Le Pen dalam putaran kedua pada kampanye saat ini.
Saham dan EUR menunjukkan momentum arah naik signifikan pada pemberitaan di mana koalisi baru sepakat. Bagaimanapun, jika koalisi ini gagal melampaui Barisan Nasional dalam putaran selanjutnya, Le Pen akan berhasil meraih mayoritas parlemen dan hal ini dapat mendorong mata uang Euro turun bahkan di bawah level sebelumnya yang dicapai sebelum pemilu.
Contents
- 1 Inflasi Jerman dan Eurozone
- 2 Data Pasar Tenaga Kerja AS Penting dapat Menggeser Fokus
- 3 Notulen FOMC Dapat Memberikan Pencerahan pada Tingkat Suku Bunga AS yang Akan Datang
- 4 Data Pasar Tenaga Kerja Kanada dalam Fokus
- 5 Pasar Asia sedang Menjelang Rilis Data Penting
- 6 Kenaikan Minyak Mentah Akibat Peningkatan Permintaan Musim Panas dan Ketegangan Timur Tengah
Inflasi Jerman dan Eurozone
Sementara pemilu parlemen Prancis merupakan topik nomor satu, beberapa data makroekonomi juga akan berpengaruh di waktu yang akan datang. Inflasi bulanan Jerman berada di bawah ekspektasi, sementara para partisipan pasar masih menganalisis hasil agregasi data inflasi Eurozone, yang bervariasi. CPI tahunan inti tidak berubah sejak bulan Mei, sementara CPI di Eurozone jatuh ke 0,1%, yang diperkirakan oleh para pakar.
Data Pasar Tenaga Kerja AS Penting dapat Menggeser Fokus
Survey manufaktur bulan Juni oleh ISM memberikan optimisme lemah ke pasar, namun para trader dan investor menunggu untuk melihat angka pasar tenaga kerja AS di hari Jumat, khususnya hasil dari laporan upah non-pertanian.
Para pengusaha AS cenderung memangkas posisi, di mana upah menunjukkan pertumbuhan moderat, yang merupakan argumen lainnya bagi Jerome Powell dan para pejabat mayor bank sentral AS untuk beralih dari kata ke tindakan. Data pasar tenaga kerja dapat menjadi pertanda lain bagi inflasi untuk melambat.
Menurut berbagai prakiraan, jumlah lapangan kerja baru cenderung naik sebesar 190.000, yang merupakan selangkah turun dari bulan Mei sebesar 272.000, yang secara mengejutkan merupakan pertumbuhan yang kuat. Terkait dengan tingkat pengangguran, diekspektasi untuk tetap bertahan pada 4,0% di bulan Juni.
Rata-rata pendapatan per jam di Amerika Serikat diekspektasi melambat dari 0,4% menjadi 0,3% di bulan Juni.
Notulen FOMC Dapat Memberikan Pencerahan pada Tingkat Suku Bunga AS yang Akan Datang
Salah satu topik utama yang didiskusikan di kalangan investor dan ekonom adalah apakah Federal Reserve akan memangkas suku bunga di bulan September atau menunda langkah ekspansif hingga bulan Desember 2024.
Saat ini, tingkat inflasi di Amerika Serikat cukup nyaman bagi The Fed untuk mulai memangkas tingkat suku bunga acuan. Bagaimanapun, menurut komentar-komentar terkini dari para pejabat FOMC, mereka memerlukan waktu lebih banyak untuk mempertimbangkan dinamika inflasi dan memastikan bahwa hal tersebut akan tetap berada dalam area nyaman.
Data Pasar Tenaga Kerja Kanada dalam Fokus
Data ketenagakerjaan termasuk topik yang paling didiskusikan bagi mereka yang trading CAD dan aset-aset terkait negaranya. Data tingkat pengangguran dan perubahan ketenagakerjaan akan dirilis di hari Jumat.
Menurut prakiraan, tingkat pengangguran negara cenderung bertambah 0,2% selama rilis yang akan datang yang dapat memacu optimisme ini di sekitar pertumbuhan perekonomian. Rilis data perubahan ketenagakerjaan juga diekspektasi akan mengecewakan para trader dan investor sebagaimana prakiraan mengindikasikan pergerakan sedikit mundur.
Pasar Asia sedang Menjelang Rilis Data Penting
Beralih ke Asia, ada beberapa laporan penting yang dapat memberikan volatilitas lebih banyak ke pasar. PMI Cina tetap bertahan stabil di 49,5, yang juga diprediksi oleh para ekonom.
Aktivitas manufaktur Cina terkontraksi untuk bulan kedua berturut-turut, memberikan sinyal kelemahan dalam sektor yang termasuk prioritas teratas. Indeks-indeks PMI lain akan dirilis selama minggu ini. Selain itu, indeks yang mirip akan diberikan dari negara-negara Asia lainnya, yang mungkin menambahkan volatilitas.
Survey Tankan Jepang merupakan data penting lain untuk diperhatikan. Menurut prakiraan, sentimen dunia usaha cenderung tetap tenang untuk dua kuartal berturut-turut. Data pembelanjaan rumah tangga Jepang juga akan menjadi fokus karena akan cenderung termasuk indikator yang akan mempengaruhi keputusan BOJ tentang kenaikan suku bunga di bulan Juli.
Kenaikan Minyak Mentah Akibat Peningkatan Permintaan Musim Panas dan Ketegangan Timur Tengah
Nilai acuan minyak mentah AS mencapai $83,60 di hari Selasa. Tren naik ini diperkuat oleh meningkatnya permintaan untuk minyak yang biasanya terjadi di bulan dan risiko geopolitik yang masih bertahan di Timur Tengah.
Secara khusus, para trader minyak menambahkan posisinya di tengah-tengah kekhawatiran bahwa ketegangan antara Israel dan Hezbollah berbasis Lebanon akan membakar konflik yang lebih hebat yang, pada gilirannya, dapat memutus rantai pasok minyak.
Bersamaan dengan ini, meningkatnya permintaan musim panas cenderung mendorong naik harga TWI. Menurut angka EIA, baik produksi dan permintaan untuk produk-produk petroleum meningkat dan mencapai rekor tertinggi dalam empat bulan di pertengahan musim semi.
Di sisi lain, suku bunga dana federal AS memberikan tekanan pada harga minyak mentah sebagaimana pertumbuhan perekonomian dapat melambat, yang, pada gilirannya, akan memangkas permintaan untuk komoditas ini. Menurut para pejabat The Fed, kebijakan moneter berhasil bekerja dan terlalu dini untuk membuat kesimpulan apa pun tentang apakah waktunya untuk memulai siklus pemotongan suku bunga atau tidak. Presiden The Fed San Francisco Daly baru-baru ini menyebutkan bahwa jika inflasi tetap pada tingkat yang nyaman, The Fed akan memangkas suku bunga. Bagaimanapun, saat ini tidak ada keputusan yang jelas tentang kapan mulai dilakukan pelonggaran.