07 Mei, 2024

Dolar AS Tetap Lemah Seiring Meningkatnya Ekspektasi Pemotongan Suku Bunga The Fed

Kekuatan Dolar AS terus menyusut di tengah-tengah tumbuhnya ekspektasi pemotongan suku bunga Federal Reserve
Kekuatan Dolar AS terus menyusut di tengah-tengah tumbuhnya ekspektasi pemotongan suku bunga Federal Reserve

Dolar AS menghadapi penurunan besar pada hari Jumat dan melanjutkan kehilangannya terhadap beberapa mata uang mayor pada hari Senin menyusul laporan ketenagakerjaan AS yang mengecewakan. Bulan April mencatat kenaikan pekerjaan terendah dalam enam bulan, ditambah lagi dengan jatuhnya pertumbuhan upah tahunan di bawah 4,0% untuk pertama kalinya dalam tiga tahun terakhir.

Pasar tenaga kerja yang melemah memacu para investor untuk meningkatkan taruhannya terhadap pemotongan suku bunga, khususnya setelah Ketua Federal Reserve Powell mengisyaratkan kecenderungan menuju pengurangan tingkat suku bunga. Dana berjangka Fed sekarang menyiratkan hampir 85% kemungkinan pemotongan seperempat poin pada bulan September, dengan ekspektasi total 45 basis poin pemotongan di akhir tahun.

Komentar-komentar dari para pejabat The Fed John Williams dan Thomas Barking, menggemakan pendirian Powell dalam menolak kenaikan suku bunga dan mengisyaratkan pemotongan suku bunga potensial, lebih jauh menyokong sentimen pasar terhadap penurunan suku bunga.

Dengan ketiadaan data mayor AS, perhatian hari ini beralih kepada pidato oleh Presiden Fed Minneapolis Neel Kashkari, dikenal dengan pandangan hawkish-nya. Para trader menunggu perspektifnya tentang suku bunga, sebagaimana konfirmasi pendirian dovish dapat menyebabkan tekanan turun terhadap Dolar, memicu para investor untuk menyesuaikan ekspektasi jalur suku bunga mereka.

Presiden Federal Reserve (Fed) Richmond, Thomas Barkin, kembali membuat berita utama di hari Senin, membahas tentang kondisi perekonomian di AS dan menjawab pertanyaan audiens dengan tangkas dalam pidato di South Carolina sebagai anggota voting Federal Open Market Committee (FOMC).

Berikut hal-hal penting dari pidato Barkin:

  • Kontak bisnis mengindikasikan bahwa pasar tenaga kerja secara bertahap kembali normal, meskipun beberapa sektor masih dalam proses mengejar ketertinggalannya.
  • Metrik-metrik untuk tingkat suku bunga netral telah naik, namun kebijakan yang ada terus terasa restriktif.
  • Barkin percaya bahwa tingkat suku bunga saat ini sudah cukup restriktif.
  • Beliau memandang risiko-risiko cenderung mengarah kepada peningkatan inflasi.
  • Menyesuaikan para penentu harga membutuhkan waktu, berkontribusi terhadap bertahannya data terkini yang menunjukkan tren yang membandel. Barkin menyatakan kurang optimis mengenai jangka waktu untuk menjadikan inflasi terkendali.
  • Beliau mengantisipasi bahwa The Fed akan perlu melakukan moderasi permintaan untuk secara efektif melawan inflasi.
  • Barkin belum mengamati bukti-bukti yang mengindikasikan bahwa inflasi berada dalam jalur yang berkelanjutan.
  • Terlepas dari kekhawatiran mengenai inflasi, pertumbuhan PDB tetap kuat, dengan The Fed sekarang semakin berfokus pada pasar tenaga kerja.

Yen Berjuang untuk Melanjutkan Tren Naiknya Setelah Minggu Sebelumnya yang Kuat

Yen memulai minggu ini dengan catatan yang lebih lemah menyusul kinerja terkuatnya sejak awal bulan Desember 2022, terkait pada dugaan intervensi oleh otoritas Jepang pada dua kesempatan.

Terlepas dari peningkatan impresif mata uang Jepang senilai 5,25% sejak intervensi awal yang dipicu oleh penembusan tingkat 160 oleh Dolar/Yen, penurunan minggu ini menggarisbawahi keraguan mengenai kemanjuran intervensi itu sendiri dalam membalikkan trennya.

Walaupun prospek untuk intervensi lanjutan dari otoritas Jepang tetap ada, mempertahankan pemulihan Yen mungkin memerlukan pergeseran dalam strategi komunikasi Bank of Japan (BoJ). Kekecewaan timbul dari pertemuan BoJ terkini, di mana mereka menahan diri untuk memberikan sinyal kemungkinan kenaikan suku bunga yang mungkin segera terjadi, bertentangan dengan ekspektasi pergerakan potensial sepanjang musim panas.

GBP: Akankah BoE Membuat Perubahan dalam Kebijakan Moneter Mereka?

Pertemuan ketiga Bank of England (BoE) tahun 2024 dijadwalkan hari Kamis, dengan pernyataan pers, notulen rapat, dan Laporan Kebijakan Moneter dijadwalkan rilis pada 11.00 GMT, diikuti dengan konferensi pers yang krusial 30 menit selanjutnya.

Ekspektasi pasar mengantisipasi tidak adanya penyesuaian terhadap tingkat suku bunga bank saat ini sebesar 5,25%, dengan perhatian terfokus pada tiga faktor kunci: proyeksi inflasi yang diuraikan dalam Laporan Kebijakan Moneter, pola voting, dan keseluruhan nuansa dari konferensi pers.

Kondisi perekonomian telah menunjukkan sinyal-sinyal yang beragam sejak pertemuan sebelumnya pada bulan Maret. Terlepas dari beberapa indikator positif, seperti halnya indikasi pertumbuhan pada kuartal pertama yang disoroti oleh survei PMI dan ketahanan di sektor perumahan walaupun tingkat suku bunga yang lebih tinggi, inflasi tetap menjadi perhatian signifikan Bank of England. Indikator CPI inti telah bertahan di atas 4% selama 28 bulan berturut, mencerminkan tekanan inflasi yang terus menerus, sementara pertumbuhan upah yang kuat menambah latar belakang inflasi.

Perkiraan yang dicatat untuk rilis pada 11.00 GMT sangat diantisipasi, khususnya setelah Laporan Kebijakan Moneter bulan Februari memproyeksikan penurunan inflasi umum menjadi 2,3% di akhir tahun 2026. Penyimpangan apa pun dari proyeksi ini dapat berdampak pada ekspektasi pasar dan mempengaruhi kemungkinan pemotongan suku bunga di masa depan.

Kemungkinan untuk hawk yang menganjurkan naiknya suku bunga tetap ada, dengan anggota-anggota Mann, Haskel, dan Greene sebelumnya menganjurkan untuk peningkatan. Bagaimanapun, tren belakangan yang memperlunak tekanan inflasi dapat menyebabkan mereka tetap selaras dengan keputusan mayoritas.

Terlepas dari perkembangan perekonomian terkini dan kemungkinan The Feed mempertahankan pendiriannya dalam pemotongan suku bunga, Bank of England kemungkinan tidak akan bergeser menuju pendirian dovish. Gubernur Bailey diekspektasi untuk mempertahankan suasana berhati-hati pada konferensi pers, khususnya akibat ketidakpastian yang meliputi perkembangan di Timur Tengah, berdampak potensial pada harga minyak, dan pendirian The Fed.

Walaupun nilai inflasi bulan April dapat mencerminkan kelegaan sementara akibat harga energi yang lebih rendah dibandingkan tahun lalu, hawk dalam Bank of England tetap tegar dengan keyakinan mereka bahwa inflasi akan secara bertahap naik, memperingatkan terhadap pengambilan keputusan prematur.

Reserve Bank of Australia Mempertahankan Suku Bunga

Gubernur Michele Bullock dari Reserve Bank of Australia (RBA) saat ini menjawab dengan tangkas pertanyaan-pertanyaan dari para wartawan setelah pengumuman kebijakan moneter bulan Mei, yang memperkenalkan format pelaporan baru bank sentral.

Dalam pertemuan kebijakan terakhir, RBA memilih untuk mempertahankan kebijakan suku bunga 4,35% menandai pertemuan berturut keempat tanpa penyesuaian. Bagaimanapun, bank sentral menahan diri dalam memberikan arah spesifik penyesuaian suku bunga selanjutnya.

Sorotan-sorotan utama dari konferensi pers RBA termasuk penekanan Bullock terhadap kewaspadaan mengenai risiko inflasi dan keyakinan bahwa tingkat suku bunga sekarang kondusif untuk menyetir inflasi kembali ke tingkat target. Mengakui volatilitas dalam data perekonomian, RBA menegaskan komitmennya untuk mengambil perspektif pada jangka waktu yang lebih panjang.

Bullock menggarisbawahi pentingnya memelihara pertumbuhan lapangan kerja dengan tetap memperhatikan risiko-risiko yang terkait, menegaskan kembali kesiapan RBA untuk menyesuaikan kebijakan jika diperlukan. Sebagai tambahan, perhatian ditujukan pada kesadaran pemerintah akan pentingnya mencegah langkah-langkah anggaran untuk memperburuk tekanan inflasi.

Mengenai penyesuaian tingkat suku bunga yang akan datang, Bullock tetap tidak berkomitmen, berhati-hati terhadap interpretasi perkiraan teknis suku bunga yang berlebihan dan menekankan pentingnya mempertahankan keseimbangan dalam penilaian risiko.

Penetapan harga dianggap sudah cukup seimbang, meskipun Bullock menekankan pentingnya untuk tetap waspada, sebagaimana kemungkinan kerugian potensial dari menggenggam inflasi yang lebih tinggi lebih besar dari yang dikaitkan dengan pengelolaan tingkat inflasi yang lebih rendah.

Bitcoin Didukung oleh The Fed

Mata uang kripto terkemuka telah menghadapi tekanan jual baru-baru ini, terutama menyusul penyelesaian yang berhasil dari acara halving keempatnya pada 19 April. Dengan peluncuran spot-Bitcoin ETF dan acara halving sekarang di masa lalu, para investor kripto tampaknya kekurangan katalis untuk apresiasi harga.

Lintasan Bitcoin di masa depan tampak bergantung pada keputusan tingkat suku bunga Federal Reserve, sebagaimana data inflasi naik yang mengejutkan menggeser ekspektasi dari enam pemotongan suku bunga di awal tahun menjadi kurang dari dua sekarang. Menyusul pertemuan FOMC hari Rabu yang dovish, yang memperkenalkan kembali kemungkinan setidaknya satu pemotongan suku bunga 25 basis poin, Bitcoin mengalami pemantulan kembali dari tingkat terendah dalam dua bulan terakhir $56.483.

Sebagai tambahan, Bitcoin telah mendapatkan manfaat dari lonjakan ke atas baru-baru ini dalam pasar saham, digerakkan oleh pengumuman Apple tentang program buyback saham yang signifikan. Bagaimanapun, bull Bitcoin menghadapi tantangan berat dalam merebut kembali tingkat psikologis krusial $60.000, dan kegagalan untuk hal tersebut dapat memperparah tren turun baru-baru ini.

Peluncuran enam spot Bitcoin dan Ethereum ETF di Hong Kong di awal minggu ini menciptakan antisipasi permintaan yang meningkat dari para investor Asia. Bagaimanapun, kendaraan ini gagal untuk menarik arus kas masuk yang diharapkan, menghasilkan kekecewaan pasar. Laporan BlackRock tentang arus kas keluar dari spot Bitcoin ETF lebih lanjut menggarisbawahi permintaan yang menyusut untuk pilihan investasi tersebut. Melihat ke depan, fokus pasar bergeser pada persetujuan spot-Ethereum ETF, dipandang sebagai penggerak pertumbuhan potensial selanjutnya dalam sektor ini.

Social
Recommended
After subscribe