Bitcoin Mencapai “ATH”-nya Lebih dari $70.000: Bagaimana Cara Trading Mata Uang Kripto Pertama
Bitcoin atau BTC diperdagangkan kurang dari ¢1 pada tahun 2010 dan mencetak pertumbuhan impresif sepanjang beberapa tahun. Mata uang kripto pertama mencapai $74.000 pada tahun 2024 dan, menurut prediksi, ini bukan akhir dari reli. Beberapa pakar memprediksi BTC untuk mengenai $200.000 dan bahkan lebih tinggi. Para penggemar kripto lainnya berekspektasi bahwa mata uang kripto ini akan melewati $600.000 dan bahkan menyentuh $1.000.000.
Dengan semuanya di atas, BTC menarik banyak perhatian dan banyak trader yang ingin bertransaksi dengan aset digital ini. Apakah Anda trader opsi digital atau partisipan pasar yang trading Forex atau saham, mata uang kripto dapat menarik perhatian Anda. Dengan membaca artikel ini, Anda akan menemukan lebih banyak mengenai faktor-faktor utama yang mempengaruhi harga Bitcoin dan menemukan beberapa strategi analisis teknikal dasar yang dapat digunakan saat membeli atau menjual BTC. Jika Anda mencari lebih banyak informasi tentang cara trading mata uang kripto, Anda dapat menjelajahi artikel ini.
Contents
- 1 Dasar-dasar Bitcoin
- 2 Faktor-faktor Utama yang Berpengaruh Terhadap Harga Bitcoin
- 3 Tonggak Harga Bitcoin
- 3.1 2013: Bitcoin Mencetak Pertumbuhan Impresif 6.000%+
- 3.2 Reli Bitcoin Besar-besaran yang Pertama pada Tahun 2017
- 3.3 Lonjakan Harga Bitcoin Setelah Musim Dingin Kripto yang Panjang pada Tahun 2021
- 3.4 Bagaimana Bitcoin Bereaksi Terhadap Peristiwa-peristiwa Ini
- 3.5 Para Investor dan Trader Membuat Bitcoin Kuat Lagi di Tahun 2024
- 3.6 Bagaimana Bitcoin Bereaksi Terhadap Peristiwa-peristiwa Ini
- 4 Strategi Trading Bitcoin
- 5 Tips untuk Trading Bitcoin
- 6 Kelebihan dan Kekurangan Trading Bitcoin
- 7 FAQ / Pertanyaan Umum
Dasar-dasar Bitcoin
Sebelum menyelami lebih jauh ke dalam aspek-aspek yang perlu diketahui setiap trader tentang trading Bitcoin, adalah bermanfaat melihat dasar-dasar mata uang kripto yang pertama.
BTC, sang pionir mata uang kripto, beroperasi pada jaringan peer-to-peer yang terdesentralisasi dan dikenal sebagai blockchain. Pada inti pusatnya, sisi teknikal Bitcoin berkisar pada prinsip-prinsip kriptografi, mekanisme konsensus terdistribusi, dan protokol-protokol inovatif yang memungkinkan transaksi yang aman dan transparan.
Salah satu fitur teknis utama Bitcoin adalah blockchain-nya, sebuah buku besar umum yang mencatat semua transaksi yang pernah terjadi dalam jaringan. Setiap blok (block) dalam blockchain mengandung sebuah daftar dari berbagai transaksi, dan blok-blok ini terhubung bersama dalam urutan kronologis, membentuk chain (rantai) yang berkesinambungan. Sifat desentralisasi dari blockchain ini memastikan transparansi dan ketidakberubahan/kekekalan (immutability), karena transaksi tidak dapat diubah atau dirusak setelah dikonfirmasi dan ditambahkan ke dalam blockchain.
Fondasi keamanan jaringan Bitcoin adalah mekanisme konsensusnya, yang dikenal sebagai Bukti Pekerjaan / Proof of Work (PoW). PoW mensyaratkan partisipan jaringan, yang dikenal sebagai miner (penambang), untuk menyelesaikan puzzle matematika untuk memvalidasi transaksi dan membuat blok baru. Para penambang bersaing untuk menyelesaikan puzzle ini dengan yang paling pertama menemukan solusi valid mendapatkan hak untuk menambah blok berikutnya ke dalam blockchain. Proses ini tidak hanya memvalidasi transaksi namun juga memastikan integritas jaringan dengan menjadikannya mahal secara komputasi untuk memanipulasi blockchain.
Aspek krusial arsitektur teknis Bitcoin lainnya adalah algoritma kriptografinya. Bitcoin menggunakan fungsi hash kriptografi, seperti halnya SHA-256, untuk mengamankan transaksi dan menciptakan tanda tangan digital. Algoritma-algoritma ini memastikan bahwa setiap transaksi terotentikasi dan tidak bisa ditiru atau diubah. Tambahan lain, kriptografi kunci publik dipekerjakan untuk menghasilkan alamat yang unik bagi para pengguna, memungkinkan mereka untuk mengirimkan (send) dan menerima (receive) bitcoin secara aman.
Transaksi-transaksi Bitcoin disiarkan ke dalam jaringan dan kemudian diikutsertakan dalam blok-blok oleh para penambang. Setiap darinya mengandung input, yang merupakan referensi dari transaksi sebelumnya yang menunjukkan Bitcoin dibelanjakan, dan output, yang menentukan penerima bitcoin. Transaksi-transaksi harus ditandatangani secara digital oleh pengirim menggunakan kunci privatnya (private key) untuk membuktikan kepemilikan bitcoin yang sedang ditransfer.
Demi menjaga stabilitas jumlah uang beredar dan mengendalikan inflasi, Bitcoin memiliki jadwal penerbitan yang telah ditentukan sebelumnya. Total bitcoin yang beredar dibatasi pada 21 juta, dan bitcoin-bitcoin baru dikeluarkan kepada para penambang sebagai block reward atas kesuksesan menambahkan blok ke dalam blockchain. Bagaimanapun, block reward dibagi dua kira-kira setiap empat tahun dalam proses yang dikenal sebagai “halving”, yang secara bertahap mengurangi laju penciptaan Bitcoin baru sampai jumlah peredaran maksimal tercapai.
Faktor-faktor Utama yang Berpengaruh Terhadap Harga Bitcoin
Sekarang Anda telah mengetahui lebih banyak mengenai sisi teknis dari proyek, sekarang saatnya untuk menyelami ke dalam fundamental-fundamental kunci yang dapat menghasilkan dampak signifikan terhadap harga BTC.
Harga Bitcoin merupakan subjek terhadap berbagai faktor, mulai dari sentimen pasar dan perilaku investor hingga tren makroekonomi dan perkembangan regulasi. Memahami faktor-faktor utama ini adalah krusial bagi semua yang ingin bernavigasi dalam dunia volatil trading dan investasi mata uang kripto. Di sini, kita selami penggerak-penggerak utama yang membentuk dinamika harga Bitcoin.
Dinamika Penawaran dan Permintaan
Pasokan Bitcoin yang terbatas 21 juta koin merupakan faktor fundamental yang menyetir harganya. Ketika permintaan terhadap Bitcoin meningkat, yang dipicu oleh faktor-faktor seperti adopsi institusional, investasi ritel, dan ketidakpastian perekonomian global, kelangkaannya menjadi lebih nyata, sehingga menyebabkan tekanan harga untuk naik. Sebaliknya, penurunan permintaan relatif terhadap pasokan penawaran dapat menghasilkan koreksi harga.
Peristiwa halving Bitcoin, yang terjadi setiap sekitar empat tahun, memberikan pengaruh signifikan terhadap dinamika harga mata uang kripto ini. Secara fundamental, halving merupakan mekanisme yang tertanam dalam protokol Bitcoin dengan maksud meregulasi tingkat penerbitan bitcoin baru. Pengurangan ini dalam tingkat penerbitan pasokan baru secara langsung berdampak pada dinamika permintaan dan penawaran Bitcoin.
Mengikuti setiap peristiwa halving, tingkat di mana bitcoin baru ditambang (mined) dipotong setengahnya. Pengurangan ini diartikan ke dalam pengurangan pasokan bitcoin yang tersedia ke dalam pasar. Dengan pasokan maksimal yang dibatasi 21 juta bitcoin, halving ini menggarisbawahi kelangkaan Bitcoin. Kelangkaan, sebagai penggerak fundamental nilai, cenderung untuk menghasilkan tekanan naik harga Bitcoin.
Data historis mengindikasikan bahwa berbagai peristiwa halving sebelumnya telah diiringi oleh reli harga Bitcoin yang signifikan. Peristiwa halving tahun 2012 dan 2016 ditandai dengan periode akumulasi dan diikuti dengan pasar bullish yang substansial. Reli-reli ini sering dikaitkan dengan kombinasi berkurangnya tekanan jual dari para penambang akibat berkurangnya block reward dan meningkatnya permintaan dari investor yang berharap akan kelangkaan di masa depan.
Lebih lanjutnya, peristiwa halving dapat membangkitkan respons psikologis di kalangan partisipan pasar, mempengaruhi sentimen investor dan perilaku spekulatif. Antisipasi terhadap pasokan di masa mendatang dan potensi apresiasi harga dapat mendorong peningkatan tekanan beli dan permintaan spekulatif dalam waktu menjelang peristiwa halving. Liputan media, diskusi di sosial media, dan kesadaran publik mengitari peristiwa halving dapat berkontribusi pada hype dan FOMO (fear of missing out = ketakutan untuk ketinggalan) di kalangan investor ritel, semakin memberikan bahan bakar untuk tekanan beli.
Perekonomian para penambang (miner) juga berperan penting dalam dampak halving terhadap harga Bitcoin. Halving secara langsung berpengaruh pada profitabilitas operasional penambangan (mining) Bitcoin, karena para penambang menerima bitcoin lebih sedikit untuk setiap blok yang dimilikinya. Akibatnya, para penambang mungkin akan memerlukan untuk mengatur operasionalnya atau memperbarui peralatannya untuk tetap profit. Beberapa penambang dapat memilih untuk menjual bagian kepemilikan Bitcoin-nya untuk menutupi pengeluaran operasionalnya, mengakibatkan tekanan jual jangka pendek. Bagaimanapun, pengurangan tekanan jual dari para penambang sepanjang waktu, dikombinasi dengan kenaikan permintaan dari para investor, dapat berkontribusi kepada apresiasi harga jangka panjang yang mengikuti peristiwa halving.
Peristiwa halving Bitcoin bekerja sebagai mekanisme fundamental untuk mengendalikan tingkat penerbitan bitcoin baru dan mempertahankan kelangkaan mata uang kripto. Sementara peristiwa halving itu sendiri tidak menjamin apresiasi harga, pengaruhnya terhadap dinamika permintaan dan penawaran, tren historis harga, psikologi pasar, dan perekonomian para penambang secara kolektif berkontribusi terhadap pergerakan harga signifikan pada harga Bitcoin baik sebelum maupun sesudah setiap peristiwa halving.
Sentimen Pasar dan Psikologi Investor
Sentimen pasar, didorong oleh faktor-faktor seperti peristiwa dalam berita, diskusi sosial media, dan indikator sentimen investor, dapat memiliki dampak luar biasa pada pergerakan harga Bitcoin. Berita-berita positif, seperti halnya adopsi institusional atau persetujuan regulasi, sering mengarah pada sentimen bullish dan apresiasi harga, sementara berita-berita negatif, seperti halnya pembobolan keamanan atau pembatasan keras regulasi, dapat memicu aksi penjualan dan penurunan harga.
Psikologi investor, termasuk ketakutan, keserakahan, dan perilaku ikut-ikutan (herd behavior), juga berperan secara kritis dalam membentuk harga Bitcoin. Penjualan yang didorong ketakutan selama masa penurunan pasar dan FOMO (fear of missing out = ketakutan untuk ketinggalan) menginduksi pembelian gila-gilaan sepanjang berjalannya bull merupakan contoh biasa bagaimana emosi investor dapat menggerakkan volatilitas harga jangka pendek.
Adopsi dan Penerimaan
Meningkatnya adopsi dan penerimaan Bitcoin sebagai sarana penyimpanan nilai dan alat tukar yang sah berkontribusi terhadap apresiasi harga jangka panjangnya. Adopsi institusional oleh berbagai korporasi, dana investasi, dan pemroses pembayaran, termasuk pertumbuhan penerimaan oleh para pedagang dan konsumen di seluruh dunia, memvalidasi kegunaan Bitcoin dan mendorong permintaannya.
Kejelasan regulasi dan infrastruktur institusional, termasuk pertukaran mata uang kripto yang diregulasi, layanan kustodian, dan kendaraan investasi seperti Bitcoin ETF (exchange-traded funds), berperan penting dalam memfasilitasi adopsi yang lebih luas dan menarik modal institusional ke dalam pasar Bitcoin.
Perkembangan Teknologi
Kemajuan teknologi dan inovasi dalam ekosistem Bitcoin, seperti halnya peningkatan dalam hal skalabilitas, privasi, dan keamanan, dapat berdampak pada dinamika harganya. Peningkatan pada protokol Bitcoin, seperti halnya implementasi Lightning Network untuk transaksi yang lebih cepat dan murah, atau kemajuan dalam solusi privasi kriptografi, dapat meningkatkan kegunaan dan daya tarik Bitcoin bagi para pengguna dan investor.
Sebaliknya, tantangan kerentanan (vulnerability) atau teknis dalam jaringan Bitcoin, seperti halnya kemacetan jaringan, biaya transaksi yang tinggi, atau pembobolan keamanan, dapat mengurangi tingkat kepercayaan dan mengakibatkan volatilitas harga jangka pendek.
Faktor-faktor Makro-Ekonomi
Harga Bitcoin dipengaruhi oleh tren makroekonomi yang lebih luas, termasuk kebijakan moneter, inflasi, perkembangan geopolitik. Ketidakstabilan perekonomian, devaluasi mata uang, atau kekhawatiran terhadap kebijakan bank sentral, seperti halnya quantitative easing atau tingkat suku bunga negatif, dapat mendorong permintaan Bitcoin sebagai lindung nilai (hedge) terhadap depresiasi dan inflasi mata uang fiat.
Sebagai tambahan, ketegangan geopolitik, perang dagang, dan ketidakpastian perekonomian global dapat memicu sentimen penghindaran risiko (risk-off) dalam pasar finansial tradisional, menuntun para investor untuk mencari aset alternatif seperti halnya Bitcoin dan emas sebagai investasi safe-haven, sehingga mempengaruhi harga Bitcoin secara positif.
Keputusan-keputusan yang dibuat oleh Federal Reserve (the Fed), sistem bank sentral Amerika Serikat, memiliki dampak signifikan terhadap pasar finansial di seluruh dunia, termasuk harga Bitcoin. Keputusan-keputusan kebijakan moneter The Fed, perubahan suku bunga, dan program quantitative easing (QE) dapat mempengaruhi sentimen investor, volatilitas pasar, dan nilai mata uang fiat, semuanya yang secara tidak langsung berpengaruh pada harga Bitcoin dalam berbagai cara.
Keputusan-keputusan Tingkat Suku Bunga
Keputusan-keputusan The Fed mengenai tingkat suku bunga dapat memiliki dampak langsung terhadap harga Bitcoin. Ketika The Fed menaikkan tingkat suku bunga, biasanya menguatkan Dolar AS relatif terhadap mata uang lain, menjadikannya lebih atraktif bagi para investor untuk menahan Dolar dan mengurangi ketertarikannya terhadap aset alternatif seperti Bitcoin.
Sebaliknya, ketika The Fed menurunkan tingkat suku bunga atau mempertahankan kebijakan moneter yang akomodatif, hal tersebut dapat menuntun pada pelemahan Dolar dan meningkatkan tekanan inflasi. Dalam hal-hal tersebut, investor dapat mencari sarana penyimpan nilai alternatif, termasuk Bitcoin, sebagai lindung nilai terhadap depresiasi mata uang dan inflasi, yang berpotensi mendorong naik harganya.
Program Quantitative Easing (QE)
Implementasi program QE oleh The Fed, yang melibatkan pembelian obligasi pemerintah dan sekuritas lainnya untuk menginjeksikan likuiditas ke dalam sistem finansial, dapat berdampak pada dinamika harga Bitcoin. Program QE biasanya mengarah pada ekspansi pasokan uang dan penurunan suku bunga, yang dapat memberikan bahan bakar pada tekanan inflasi dan melemahkan daya beli mata uang fiat.
Sebagai tanggapan terhadap pembatasan QE dan perhatian tentang penurunan nilai mata uang, para investor dapat mengalokasikan bagian dari portofolionya ke dalam aset alternatif seperti Bitcoin, yang dianggap sebagai aset langka dan aset deflasi yang kebal terhadap manipulasi bank sentral. Ini meningkatkan permintaan untuk Bitcoin sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan dapat mendorong naik harganya.
Sentimen Pasar dan Selera Risiko
Pernyataan-pernyataan The Fed, pidato-pidato para penentu kebijakan, dan berbagai rilis data perekonomian dapat mempengaruhi sentimen investor dan selera risiko / tingkat risiko yang bisa diterima (risk appetite), yang pada gilirannya dapat berdampak pada harga bitcoin. Indikator perekonomian positif atau indikasi pertumbuhan yang kuat dapat mendorong selera risiko dan kepercayaan diri dalam pasar finansial tradisional, menuntun para investor untuk mengalokasikan dana pada aset yang lebih berisiko seperti Bitcoin.
Sebaliknya, berita perekonomian negatif, kekhawatiran tentang tekanan resesi, atau ketidakpastian yang mengelilingi keputusan kebijakan Fed dapat memicu penghindaran risiko (risk aversion) dan terbang menuju selamat, mengajak para investor untuk mencari tempat mengungsi dalam aset yang kurang volatil seperti halnya tunai atau obligasi pemerintah, berpotensi meredam permintaan Bitcoin.
Ekspektasi Inflasi
Target inflasi The Fed dan kemampuannya untuk menjaga stabilitas harga dipantau secara ketat oleh para partisipan pasar. Perubahan dalam ekspektasi inflasi, sebagaimana tercermin dalam pernyataan The Fed atau rilis data inflasi, dapat berdampak pada dinamika harga Bitcoin.
Tekanan inflasi atau ekspektasi inflasi masa depan dapat meningkatkan daya tarik Bitcoin sebagai sarana lindung nilai terhadap devaluasi mata uang fiat dan risiko-risiko inflasi. Sebagai aset digital terdesentralisasi dengan batas kapitalisasi pasokan yang tetap, Bitcoin sering dilihat sebagai penyimpan nilai dan lindung nilai terhadap inflasi mirip dengan emas.
Likuiditas Pasar dan Aktivitas Perdagangan
Likuiditas, volume perdagangan / trading, dan kedalaman pasar dalam pasar Bitcoin berperan penting dalam menentukan stabilitas dan kerentanan harganya terhadap manipulasi. Likuiditas dan aktivitas perdagangan yang tinggi pada bursa mata uang kripto mayor berkontribusi pada penemuan harga yang lebih lancar dan volatilitas harga yang lebih sedikit.
Bagaimanapun, likuiditas rendah dan order book (buku pesanan) yang tipis pada bursa yang lebih kecil atau pasangan yang tidak likuid dapat meningkatkan risiko manipulasi harga oleh para “whale” (paus) atau trader besar, menuntun pada lonjakan atau jatuhnya harga secara tiba-tiba.
“Sleeping Wallet” dan “Whale”
“Sleeping wallet” dan “whale” adalah dua istilah yang biasa digunakan dalam konteks pasar mata uang kripto, khususnya Bitcoin, dan mereka dapat menghasilkan efek yang serius dalam dinamika harganya.
Sleeping wallet mengacu pada wallet (dompet) mata uang kripto yang telah menjadi tidak aktif untuk periode yang lama, sering kali memegang jumlah Bitcoin yang signifikan. Wallet-wallet ini dimiliki oleh para pengadopsi awal (early adopters), penambang, atau investor yang dapat mengakuisisi Bitcoin pada tahap awal keberadaannya dan sejak saat itu memilih untuk menahannya untuk jangka panjang.
Ketika Bitcoin dari para sleeping wallet memasuki pasar, dapat berdampak pada dinamika pasokan. Jika jumlah besar Bitcoin tidur mendadak menjadi aktif dan dijual, dapat berakibat pada peningkatan tekanan jual, berpotensi menyebabkan pergerakan harga turun. Sebaliknya, jika para pemegang sleeping wallet ini memilih untuk tidak menjual Bitcoin mereka, dapat berkontribusi pada pengurangan pasokan yang tersedia, yang dapat membuat tekanan harga naik, khususnya pada saat-saat permintaan yang tinggi.
Dalam dunia mata uang kripto, “whale” (“paus”) mengacu pada individu atau entitas yang menyimpan jumlah Bitcoin atau mata uang kripto lain yang signifikan. Para whale sering kali mempunyai kapasitas untuk mempengaruhi harga pasar karena ukuran kepemilikannya dan kemampuannya untuk mengeksekusi transaksi yang besar.
Tindakan para whale, seperti membeli atau menjual Bitcoin dalam jumlah besar, dapat memberikan dampak substansial pada pergerakan harga. Sebagai contoh, jika seorang / sebuah entitas whale memutuskan untuk menjual bagian kepemilikan Bitcoin yang signifikan, dapat memicu penjualan besar-besaran di pasar, mendorong penurunan harga. Sebaliknya, jika whale membeli jumlah Bitcoin yang substansial, dapat menciptakan tekanan beli dan mendorong harga lebih tinggi.
Sebagai tambahan, para whale dapat terlibat dalam taktik manipulasi pasar, seperti halnya skema “pump and dump”, di mana mereka secara artifisial memperbesar harga Bitcoin melalui pembelian terkoordinasi dan kemudian menjual kepemilikannya dengan profit ketika harga sudah naik signifikan. Aktivitas serupa dapat berkontribusi pada volatilitas harga jangka pendek dan dapat berpengaruh negatif pada investor yang lebih kecil.
Baik sleeping wallet maupun whale berperan signifikan dalam membentuk dinamika harga Bitcoin. Sementara para sleeping wallet mewakili para pemegang jangka panjang yang tindakannya dapat merefleksikan sentimen pasar yang lebih luas dan dinamika pasokan, para whale memiliki potensi untuk mempengaruhi harga melalui transaksi besar dan taktik manipulasinya. Para trader dan investor di pasar Bitcoin sering kali memantau aktivitas mereka para sleeping wallet dan whale sebagai ukuran pergerakan harga potensial dan membuat keputusan trading yang terinformasi.
Lingkungan Regulasi
Perkembangan regulasi dan intervensi pemerintah dalam semesta mata uang kripto dapat memiliki dampak signifikan terhadap harga Bitcoin. Kejelasan regulasi, regulasi yang menguntungkan, dan dukungan pemerintah pada inovasi blockchain dan adopsi mata uang kripto dapat mendorong kepercayaan diri investor dan menggerakkan apresiasi harga.
Sebaliknya, pembatasan regulasi, pelarangan, atau pembatasan restriktif yang dikenakan oleh pemerintah atau otoritas regulasi dapat membuat ketidakpastian dan sentimen negatif, menghasilkan penurunan harga dan gejolak pasar.
Tonggak Harga Bitcoin
2013: Bitcoin Mencetak Pertumbuhan Impresif 6.000%+
Beberapa alasan menjadi bahan bakar harga Bitcoin pada tahun 2013. Pertama, perlu disebutkan bahwa halving pertama mata uang kripto yang memotong reward para penambang (miner) dari 50 menjadi 25 BTC, terjadi pada 28 November 2012. Ini merupakan apa yang disebut reaksi “past-halving” yang memberikan dukungan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap koin ini dan memicu pertumbuhannya yang meroket. Faktor dinamika permintaan dan penawaran akan mempengaruhi harga Bitcoin beberapa kali di masa mendatang.
Kedua, suku bunga The Fed jatuh di bawah 0,1% dalam periode ini. Bersamaan dengan QE yang belum pernah dilakukan yang diluncurkan pada tahun 2012 oleh Ben Bernanke, faktor ini berperan signifikan pada pertumbuhan masif BTC selama periode tersebut. Banyak likuiditas murah membanjiri pasar dan sebagian di antaranya sampai ke Bitcoin.
Faktor lain yang mendukung mata uang kripto yang paling pertama ini adalah jumlah peningkatan dan perkembangan yang dibuat ekosistem blockchain selama periode ini. Lebih lanjutnya, Electronic Frontier Foundation (EFF) kembali menerima Bitcoin, menguatkan legitimasinya dan membakar kepercayaan diri investor. Sebagai tambahan, instalasi ATM Bitcoin pertama di dunia yang bertempat di Vancouver merevolusi akses kepada mata uang kripto, memungkinkan para individu mengalihkan tunainya ke aset digital tanpa hambatan. Adopsi dan penerimaan berperan sangat penting.
Apa yang Terjadi di Pasar?
Bitcoin mengalami pertumbuhan yang luar biasa, memulai awal tahun dengan $13 dan terbang ke puncak hampir $1.100. Lonjakan ini menandai sebuah tonggak sejarah, dengan mata uang kripto menyaksikan peningkatan yang belum pernah terjadi sebelumnya sebesar 6.600% – sebuah kesaksian atas pertumbuhan seperti meteor dalam popularitas dan nilai.
Meskipun mencapai ketinggian yang memusingkan, Bitcoin mengalami volatilitas yang substansial, menyaksikan koreksi tajam lebih dari 50% pada bulan April. Bagaimanapun, dengan tanggung kembali pulih, berkonsolidasi selama enam bulan sebelum memulai reli historis lainnya menuju akhir tahun.
Momentum bullish ini mendorong kapitalisasi pasar Bitcoin melampaui angka $1 miliar untuk pertama kalinya, menggarisbawahi pengaruh pertumbuhannya dalam lanskap finansial. Namun demikian, perjalanannya tidak lepas dari tantangan, karena harga Bitcoin anjlok 85% dari puncaknya, menguji ketahanan para investor.
Di tengah aktivitas pasar yang kuat, mata uang kripto yang baru muncul seperti Dogecoin mengambil perhatian, menunjukkan peningkatan minat dalam aset digital. Walaupun asalnya merupakan koin meme, Dogecoin tetap ada dan mempertahankan kehadirannya dalam semesta mata uang kripto.
Peristiwa tahun 2013 menunjukkan volatilitas dan ketangguhan yang luar biasa dari Bitcoin, meletakkan dasar untuk signifikansinya yang bertahan dalam dunia finansial.
Reli Bitcoin Besar-besaran yang Pertama pada Tahun 2017
Halving berikutnya terjadi pada 9 Juli 2016. Reward untuk blok dipangkas dari 25 menjadi 12,5 Bitcoin, yang merupakan salah satu alasan bagi mata uang kripto untuk membuat pertumbuhan impresif lainnya di tahun 2017. Kali ini, kebijakan moneter di AS bukan termasuk alasan namun dapat memiliki dampak tambahan karena tingkat suku bunga bertahan di tingkat terendahnya.
The Fed mulai menaikkan suku bunganya pada tahun 2016 dan 2017, yaitu antara 0,75% dan 1%. Bagaimanapun, kebijakan pengetatan moneter lebih lanjut menjadi salah satu alasan untuk penurunan berikutnya yang terjadi pada tahun 2018 dan 2019.
Ada lawan pendorong yang menyebabkan penurunan volume pada tahun tersebut. Bank Rakyat Tiongkok memutuskan untuk memperketat regulasi kripto dan tiga mata uang kripto mayor yang beroperasi di negara tersebut, menutup aktivitas trading fiat mereka, yang, pada gilirannya menghasilkan lebih sedikit aliran dana masuk ke dalam industri blockchain.
Penggerak negatif lainnya yang mengekang pertumbuhan harga Bitcoin adalah penolakan ETF pertama oleh SEC. Perlu disebutkan bahwa kembar Winklevoss merupakan pionir dalam usaha mereka untuk melegalkan exchange-traded fund berbasis Bitcoin, namun inisiatif mereka gagal di tahun 2017.
Bagaimana Pasar Bereaksi Terhadap Peristiwa-peristiwa Ini?
Pada bulan Januari 2017, Bitcoin melonjak melampaui angka $1.100, membentuk rekor tertinggi yang baru (new all-time high). Pada bulan Desember di tahun yang sama, harga meroket mendekati $20.000, merepresentasikan peningkatan 20 kali lipat yang menakjubkan dalam kurun waktu 12 bulan. Bagaimanapun, kenaikan seperti meteor ini diikuti oleh penurunan berikutnya sepanjang tahun 2018 dan 2019, dengan Bitcoin berjuang untuk mengambil kembali momentum hingga akhir tahun 2020.
Selama periode ini, opini tentang Bitcoin sangat beragam, dari yang skeptis melabelinya sebagai penipuan hingga yang memiliki keyakinan kuat atas potensi revolusionernya. Bagi mereka yang mengikuti pandangan terakhir ini, merepresentasikan kesempatan untuk menjelajahi dan mempelajari mengenai berinvestasi di Bitcoin untuk pertama kali. Bagaimanapun, lonjakan minat ritel juga membawa volatilitas yang tinggi di seluruh pasar mata uang kripto, menggarisbawahi dampak signifikan investor ritel pada dinamika pasar.
Lonjakan Harga Bitcoin Setelah Musim Dingin Kripto yang Panjang pada Tahun 2021
Peristiwa halving Bitcoin berikutnya terjadi pada bulan Mei 2020. Namun, harga tetap berada pada rentang yang sempit sampai tahun 2021, ketika The Fed memutuskan untuk memangkas suku bunga secara mendadak akibat berbagai restriksi COVID untuk memberikan dukungan yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk perekonomian AS selama pandemi. The Fed secara cepat melonggarkan kebijakan moneter dari 1,5% menjadi 0% dalam waktu satu bulan, yang melepaskan volume likuiditas yang belum pernah terjadi sebelumnya di pasar.
Faktor-faktor kebetulan baik makroekonomi dan teknikal merupakan salah satu alasan utama pertumbuhan Bitcoin yang meroken, yang menghasilkan harga melampaui $65.000. Sentimen pasar juga patut ditambahkan ke dalam keranjang ini karena keduanya merupakan pemain utama dan trader liter dan para investor menjadi kesempatan untuk menyimpan kekayaan mereka dalam aset yang terpercaya. Terlepas dari sifat volatilnya dan bahkan kurangnya adopsi masif, BTC berperan baik sebagai safe haven dan aset dengan ekspektasi pertumbuhan yang sangat besar.
Tweet Dogecoin Elon Musk termasuk pula sebagai penggerak yang signifikan. Visioner dan insinyur terkenal ini mendukung koin meme, yang pada gilirannya berdampak pada keseluruhan pasar kripto. Lebih lanjutnya, di awal tahun 2021, Tesla, MicroStrategy, dan Square mulai berinvestasi di BTC dan koin lainnya.
Berbicara mengenai alasan-alasan fundamental, El Salvador mengesahkan undang-undang yang membuat Bitcoin sebagai metode pembayaran yang legal. Negara ini merupakan yang pertama dalam melakukan lompatan besar terhadap adopsi mata uang kripto.
Terakhir namun tidak kalah penting, ETF berjangka berbasis Bitcoin diluncurkan pada tahun 2021, yang merupakan langka raksasa lainnya kepada adopsi masif mata uang kripto pertama dan koin berbasis blockchain serta token lainnya.
Bagaimana Bitcoin Bereaksi Terhadap Peristiwa-peristiwa Ini
Pada bulan Agustus 2021, harga Bitcoin bertahan di sekitar angka $46.000, namun bulan November tahun yang sama, melonjak ke puncak yang belum pernah terjadi sebelumnya, melampaui $68.500.
Pada akhir tahun 2021, tingkat hash Bitcoin, metrik yang sering dihubungkan dengan pergerakan harga Bitcoin, mengalami penurunan signifikan, jatuh ke sekitar $47.000—penurunan mengejutkan 30% dari tingkat-tingkat sebelumnya.
Penurunan harga ini sebagian diakibatkan oleh perintah Tiongkok bagi para warga negaranya untuk menghentikan aktivitas penambangan Bitcoin, sebuah tindakan yang berdampak pada bagian substansial dari node-node jaringan pertambangannya yang sebelumnya berlokasi di negara tersebut. Akibatnya, operasional penambangan ini harus dimatikan, menghasilkan pengurangan kapasitas penambangan. Banyak analis menyatakan bahwa menghilangnya pertambangan ini berperan penting dalam menghasilkan tekanan turun pada harga Bitcoin.
Lebih lanjutnya, kekhawatiran di sekitar lanskap regulasi bagi mata uang kripto dinaikkan karena para politisi dan regulator menyuarakan kekhawatirannya mengenai potensi pembatasan-pembatasan legislatif. Ketidakpastian ini berkontribusi pada sentimen yang sudah ada dalam komunitas mata uang kripto, biasanya disebut sebagai FUD (fear, uncertainty, doubt)—istilah yang melambangkan jumlah berlebihan jargon kripto yang sekarang lazim di industri ini.
Para Investor dan Trader Membuat Bitcoin Kuat Lagi di Tahun 2024
Mengantisipasi peristiwa halving berikutnya yang akan terjadi pada 19 April 2024, para investor dan trader meningkatkan posisi Bitcoin mereka. Berbarengan dengan peningkatan ini, termasuk Taproot, meningkatkan efisiensi jaringan, yang pada gilirannya, menjadi alasan lainnya bagi para partisipan pasar untuk memperhatikan BTC.
Bagaimanapun, tidak hanya faktor-faktor teknologi berkontribusi pada pertumbuhan luar biasa mata uang kripto pertama ini. Aspek makroekonomi juga berperan sangat besar dalam bull ini. Para trader dan investor menunggu The Fed untuk mulai memangkas suku bunga di tahun 2024. Tindakan FOMC ini akan memastikan likuiditas yang lebih murah di pasar, dan karenanya, lebih banyak partisipan pasar yang akan bergabung dalam reli.
Aspek penting berikutnya yang menjadi bahan bakar reli ini adalah persetujuan SEC untuk exchange-traded funds (ETF). Sejak saat ini, para trader dan investor dapat membeli keranjang aset ini yang melacak harga BTC. Peristiwa ini menambah reputasi positif dan kepercayaan terhadap mata uang kripto pertama dan menjadikannya lebih atraktif dengan mengadaptasi Bitcoin ETF, SEC mendemonstrasikan legalitas BTC atas nama salah satu lembaga regulator finansial yang paling ketat.
Bagaimana Bitcoin Bereaksi Terhadap Peristiwa-peristiwa Ini
Sejak mulai bulan Oktober 2023, Bitcoin terbang kembali dan harga mata uang kripto pertama ini mencetak ATH (all-time highs) lainnya dengan hampir menyentuh $74.000. Peristiwa bersejarah ini dan tonggak sejarah harga BTC lainnya disebabkan oleh campuran berbagai faktor. Pertama, kita sedang bersiap dengan halving berikutnya, yang akan kembali mengurangi reward para penambang.
Strategi Trading Bitcoin
Salah satu strategi dasar bagi para trader mata uang kripto adalah swing trading. Ini lebih cocok bagi para trader FX karena mereka dapat menahan posisinya lebih lama dan menambahkan pada yang sudah ada. Bagaimanapun, bahkan para trader opsi digital dapat menggunakannya secara sukses.
Pertama, untuk mulai menggunakan strategi swing trading, Anda perlu mengidentifikasi tren pasar saat ini. Dalam contoh di atas, kita mendapatkan tren naik. Kedua, Anda perlu menunggu sampai harga menguji kembali garis tren setelah pergerakan naik. Ketika hal itu terjadi, partisipan pasar dapat mulai mencari sinyal. Dalam contoh pertama, kita mendapatkan pola hammer yang menembus garis tren. Setelah penutupan candle, trader dapat membeli kontrak Lebih Tinggi atau membeli Bitcoin.
Sinyal berikutnya muncul lebih jauh dengan garis tren. Harga kembali ke garis menanjak lagi dan trader dapat membeli kontrak Lebih Tinggi atau Bitcoin jika mereka trading CFD.
Trading Bitcoin pada Garis Support
Strategi Bitcoin lainnya yang patut Anda perhatikan adalah ketika BTC bergerak turun ke garis support. Mirip dengan sinyal pertama dari strategi sebelumnya, di sini Anda dapat menggunakan sinyal konfluens sebagaimana inverted hammer muncul tepat pada tingkat tersebut. Idenya sederhana: membeli kontrak Lebih Tinggi atau membeli BTC ketika candle inverted hammer tutup.
Strategi Bitcoin RSI
Strategi trading Bitcoin selanjutnya yang layak disebutkan adalah yang menggunakan indikator RSI. Setelah Anda menambahkan alat analisis teknikal momentum pada grafik, Anda cukup menunggu hingga indikator meninggalkan area jenuh beli (overbought). Ketika ini terjadi, seorang trader dapat menjual Bitcoin atau membeli kontrak Lebih Rendah. Ketika menggunakan strategi ini Anda harus siap dengan koreksi. Opsi digital dapat menerapkan pendekatan ini tanpa pembatasan, namun jika Anda mencari tren yang lebih besar, Anda perlu menambahkan beberapa alat lain untuk memastikan bahwa Anda berurusan dengan tren baru dan bukannya retracement.
Strategi Bitcoin Dobel MA (Moving Average)
Strategi trading Bitcoin sederhana ini melibatkan dua garis MA dengan periode 10 dan 20. Sinyal muncul ketika yang pendek menyeberangi yang panjang dari bawah dan mulai bergerak di atas yang belakangan tersebut. Dalam contoh di atas kita bisa melihat bahwa ketika ini terjadi, tren naik yang relatif panjang dimulai, yang merupakan kesempatan baik bagi para trader opsi digital untuk membeli kontrak Lebih Tinggi dan bagi trader FX untuk membeli CFD di Bitcoin.
Tips untuk Trading Bitcoin
Trading Bitcoin dapat menjadi seru dan menantang karena tingginya volatilitas dan pergerakan harga yang tak terprediksi. Apakah Anda seorang trader pemula atau investor berpengalaman, berikut beberapa tips untuk membantu Anda menavigasi dunia trading Bitcoin secara lebih efektif:
- Didik Diri Anda. Sebelum menyelami trading Bitcoin, ambil waktu untuk mendidik diri Anda mengenai pasar mata uang kripto, analisis teknikal, dan strategi trading. Memahami konsep-konsep kunci seperti halnya tingkat support dan resistance, pola-pola candle, dan indikator-indikator pasar yang akan membantu Anda untuk membuat keputusan trading yang terinformasi;
- Mulai Kecil. Mulailah dengan investasi yang kecil dan secara bertahap meningkatkan eksposur Anda setelah mendapatkan pengalaman dan kepercayaan diri dalam strategi trading Anda. Hindari berinvestasi lebih dari yang dapat Anda terima untuk rugi, khususnya pada pasar mata uang kripto yang bervolatilitas tinggi;
- Tentukan Tujuan yang Jelas dan Manajemen Risiko. Definisikan tujuan trading Anda, apakah itu mengambil profit jangka pendek atau investasi jangka panjang, dan bangun strategi manajemen risiko yang jelas. Pasang perintah stop loss untuk membatasi potensi kerugian dan tetap ikuti tingkat toleransi risiko Anda untuk menghindari pengambilan keputusan emosional selama periode volatilitas pasar;
- Ikuti Tren Pasar. Tetap bersama dengan tren pasar, perkembangan berita, dan peristiwa-peristiwa mayor yang dapat berdampak pada harga Bitcoin. Ikuti sumber-sumber informasi dan analisis terpercaya untuk tetap mendapat informasi mengenai sentimen pasar dan kesempatan trading potensial;
- Gunakan Analisis Teknikal. Gunakan alat analisis teknikal dan piranti lunak grafik untuk menganalisis tren harga, mengidentifikasi tingkat-tingkat support dan resistance, dan menemukan titik masuk dan keluar potensial. Indikator teknikal yang umum seperti halnya MA (Moving Average), RSI (Relative Strength Index), dan MACD (Moving Average Convergence Divergence) dapat membantu Anda untuk membuat keputusan trading yang lebih terinformasi;
- Diversifikasikan Portofolio Anda. Pertimbangkan untuk mendiversifikasikan portofolio trading Anda dengan menempatkan dana di berbagai mata uang kripto atau pasangan mata uang. Diversifikasi dapat membantu menyebarkan risiko dan meminimalkan dampak pergerakan harga yang sangat merugikan di satu aset mana pun;
- Berlatih Sabar dan Disiplin. Trading Bitcoin memerlukan kesabaran dan kedisiplinan. Hindari mengejar pergerakan harga jangka pendek atau menyerah pada FOMO (fear of missing out). Tempel terus strategi trading Anda, tetap disiplin pada pendekatan Anda, dan hindari membuat keputusan impulsif berdasarkan emosi;
- Tetap Tenang Selama Volatilitas. Harga Bitcoin dapat sangat volatil, dengan fluktuasi harga cepat yang terjadi dalam jangka waktu yang pendek. Selama periode volatilitas yang tinggi ini, adalah penting untuk tetap tenang, hindari menjual karena panik (panic selling), dan tetap menempel pada rencana trading (trading plan) Anda;
- Gunakan Perintah Stop Loss. Pertimbangkan untuk menggunakan perintah stop loss untuk secara otomatis menjual kepemilikan Bitcoin Anda pada tingkat harga yang sudah ditentukan untuk membatasi kerugian potensial. Perintah stop loss dapat membantu untuk melindungi modal Anda dan memitigasi risiko selama kondisi pasar yang terus menurun. Harap diingat bahwa nasihat ini tidak relevan bagi para trader opsi digital;
- Pembelajaran dan Adaptasi Berkelanjutan. Pasar mata uang kripto secara konstan berkembang, karenanya sangat penting untuk terus belajar dan beradaptasi dalam hal strategi trading Anda yang didasarkan pada kondisi dan perkembangan terbaru pasar. Tetap berpikiran terbuka, siap untuk bereksperimen dengan berbagai pendekatan trading yang berbeda, dan selalu berusaha untuk meningkatkan keahlian trading Anda.
Ingat bahwa trading Bitcoin melibatkan risiko yang bersifat permanen, dan tidak ada jaminan profit. Sangat krusial untuk melakukan riset menyeluruh, berhati-hati, dan hanya berinvestasi dengan yang Anda dapat terima kerugiannya. Dengan mengikuti tips-tips ini dan mempertahankan pendekatan yang disiplin pada trading, Anda dapat meningkatkan peluang untuk sukses dalam dunia trading Bitcoin yang seru.
Kelebihan dan Kekurangan Trading Bitcoin
Terdapat cukup banyak manfaat bagi mereka yang memutuskan untuk trading Bitcoin. Beberapa yang utama di antaranya:
- Pasar 24/7. Tidak seperti pasar saham tradisional, Bitcoin diperdagangkan 24/7, memungkinkan para trader mengambil keunggulan pergerakan harga kapan pun sepanjang hari, termasuk akhir pekan dan hari libur;
- Likuiditas. Pasar Bitcoin sangat likuid, dengan volume trading signifikan pada berbagai bursa mata uang kripto di seluruh dunia. Likuiditas yang tinggi mengurangi risiko terselip dan memastikan bahwa para trader dapat dengan mudah masuk dan keluar posisi tanpa dampak harga yang signifikan;
- Aksesibilitas. Trading Bitcoin dapat diakses oleh siapa saja dengan koneksi internet dan akun trading. Tidak ada batasan untuk masuk, dan trader dapat mulai dengan modal yang kecil;
- Potensi Pengembalian yang Tinggi. Karena volatilitas Bitcoin, para trader mendapatkan potensi untuk menghasilkan tingkat pengembalian investasi yang tinggi dalam periode yang relatif singkat. Para trader sukses dapat mengkapitalisasi fluktuasi harga untuk menghasilkan profit yang substansial.
Bersamaan dengan kelebihan-kelebihan, beberapa kekurangan trading Bitcoin juga perlu dipertimbangkan:
- Volatilitas Tinggi. Sementara volatilitas Bitcoin memberikan kesempatan untuk profit, selain itu juga memberikan risiko signifikan. Ayunan harga dapat ekstrim dan tidak terprediksi, menghasilkan kerugian substansial bagi para trader yang gagal mengelola risikonya secara efektif;
- Manipulasi Pasar. Pasar mata uang kripto rentan terhadap manipulasi karena ukurannya yang relatif kecil dan kurangnya regulasi. Para whale (pemegang Bitcoin yang besar) dapat mempengaruhi harga melalui pembelian atau penjualan yang terkoordinasi, menghasilkan distorsi pada pasar;
- Kompleksitas Teknikal. Trading Bitcoin mensyaratkan tingkat pengetahuan teknis tertentu dan keahlian pada area seperti analisis grafik, eksekusi perintah, dan manajemen risiko. Para trader pemula dapat susah payah dalam menavigasi kompleksitas trading mata uang kripto dan membuat keputusan yang terinformasi;
- Tekanan Psikologis. Trading Bitcoin dapat melelahkan secara emosional, khususnya selama periode peningkatan volatilitas atau ayunan harga yang signifikan. Ketakutan, keserakahan, dan FOMO (fear of missing out) dapat menggelapkan penilaian dan mendorong keputusan trading yang impulsif atau irasional.
FAQ / Pertanyaan Umum
Apa itu trading Bitcoin?
Trading Bitcoin melibatkan pembelian dan penjualan Bitcoin, mata uang kripto yang paling pertama dan paling populer di dunia, dengan tujuan untuk menghasilkan profit dari fluktuasi harga di pasar.
Strategi trading apa yang dapat saya gunakan untuk Bitcoin?
Strategi trading umum untuk Bitcoin termasuk day trading, swing trading, trend following, dan scalping. Setiap strategi melibatkan jangka waktu yang berbeda, tingkat risiko yang berbeda, dan titik masuk/keluar yang berbeda.
Apakah trading Bitcoin Berisiko?
Ya, trading Bitcoin membawa risiko yang tak terelakkan karena volatilitas mata uang kripto yang tinggi dan pergerakan harga yang tak terprediksi. Para trader berpotensi mengalami kerugian signifikan jika mereka gagal mengelola risiko secara efektif.
Bagaimana saya dapat mengelola risiko dalam trading Bitcoin?
Teknik-teknik manajemen risiko mencakup pengaturan perintah stop loss untuk membatasi potensi kerugian, diversifikasi portofolio trading Anda, menghindari leveraging yang berlebihan, dan hanya trading dengan uang yang dapat Anda terima untuk rugi/hilang.
Apa faktor-faktor yang mempengaruhi harga Bitcoin?
Beberapa faktor mempengaruhi harga Bitcoin, termasuk sentimen pasar, dinamika permintaan dan penawaran, tren makroekonomi, perkembangan regulasi, kemajuan teknologi, dan peristiwa geopolitik.
Haruskah saya investasi atau trading Bitcoin?
Apakah investasi atau trading Bitcoin tergantung pada tujuan finansial Anda, toleransi risiko, dan strategi investasi. Berinvestasi di Bitcoin melibatkan pembelian dan menahannya untuk jangka panjang, sementara trading melibatkan pembelian dan penjualan aktif untuk mengkapitalisasi pergerakan harga jangka pendek.